Banjir Jakarta Jadi Olok-olok di Medsos, 'Anies Memasukkan Air ke Tanah, Heru Memasukkan Air ke Rumah' -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Banjir Jakarta Jadi Olok-olok di Medsos, 'Anies Memasukkan Air ke Tanah, Heru Memasukkan Air ke Rumah'

Selasa, 05 Maret 2024 | Maret 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-05T09:35:26Z

Curah hujan yang terjadi beberapa hari lalu menyebabkan sejumlah titik di DKI Jakarta terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sempat mencatat delapan wilayah RT di Jakarta Barat dan Jakarta Timur yang terendam banjir.

Selain itu, terdapat 38 ruas jalan di Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Utara yang juga terendam banjir pada Kamis (29/2/2024).

Reaksi di media sosial

Banjirnya sejumlah wilayah Ibu Kota membuat warganet geram. Namun kali ini, kegeraman warganet diluapkan dalam bentuk pesan bernada sarkasme.

Misalnya saja, salah stu akun media sosial Tiktok mengunggah kondisi banjir di wilayah Ancol, Jakarta Utara, @na****cit**t.

Dalam unggahannya itu, tampak sekelompok wanita muda menaiki gerobak agar bisa masuk ke kawasan wisata Ancol lantaran kondisi yang banjir saat itu.

"Ini pengalaman yang seru bangeet! Pertama kalinya mau ke Dufan harus menerjang banjir dengan naik gerobak. Nilai plusnya, Dufan sepiii, berasa beli fast track," tulis akun tersebut.

Unggahan itu pun memancing reaksi warganet. Salah satu akun mengungkapkan terima kasih bernada satire terhadap Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Terima kasih Pak Heru sudah memperluas wahana Dufan," tulis salah satu warganet.

"Heru Budi mewariskan usaha gerobak angkut saat banjir kah?" tulis akun warganet lainnya.

"Jakarta diguyur hujan, Heru memasukkannya ke dalam rumah," ucap salah satu pemilik akun X @Mas****back.

"Beda konsep penanganan banjir Jakarta. Anies memasukkan air ke tanah, Heru memasukkan air ke rumah," cuit akun X @Boe****tar*.

"Jakarta hari ini. Banjir di Cempaka Putih dan Kelapa Gading. Heru Budi lagi apa? Kangen sama cuitan kader PSI euy pas Jakarta banjir," cuit akun X @**3v3n***g3L.

Tuding hilangkan jejak Anies

Warganet juga ada yang menuding bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sengaja menutup sumur resapan yang dibuat pada era Gubernur Anies Baswedan.

Akun media sosial X @malika6027, menulis bahwa sumur resapan di sejumlah ruas jalan ditutup dengan aspal dengan alasan membuat jalan kembali mulus.

Kondisi terstruktur pada akhirnya mengakibatkan terjadinya banjir di sejumlah ruas jalan di Jakarta beberapa hari terakhir.

“Bener-bener kerja nyata nih, Pak Heru untuk menghilangkan rekam jejak Pak Anies. Ban**e juga nih Pj, bukannya ngurangi banjir malah dibuat banjir lagi Jakarta!!” seperti dikutip dari twit akun tersebut.

Bahkan, ada pula yang mengadukan banjir Jakarta kepada Anies Baswedan yang kini sudah tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Bah (sapaan Abah untuk Anies), Jakarta banjir tapi pada diam saja," ucap Anies saat bacakan komentar pengikutnya di akun Tiktok.

"Ya, kita ingin Jakarta semakin hari, semakin sedikit titik banjir. Ya, itu perlu manajemen. Harus ada manajemennya. Harus ada targetnya. Harus ada ruang lingkup kegiatannya. Sehingga, air itu bisa dikendalikan," jawab Anies.

Pemprov bantah hilangkan jejak Anies

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum membantah informasi soal penutupan sumur resapan air di sejumlah ruas jalan.

Menurut Ika, Dinas SDA DKI Jakarta tidak pernah memerintahkan petugas di lapangan untuk menutup sumur resapan.

Dia mengeklaim petugas justru akan mengecek, dan memperbaiki sumur-sumur resapan yang tertutup atau terdampak perbaikan jalan.

“Sehingga sumur resapan dapat berfungsi seperti seharusnya dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan,” ucap Ika.

Ika menegaskan bahwa Pemprov DKI Jakarta akan terus menanggulangi banjir.

Salah satunya dengan tetap menganggarkan biaya pemeliharaan sumur resapan di seluruh wilayah Ibu Kota.

Buruknya sistem saluran air

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mengatakan banjir yang terjadi di berbagai titik lebih disebabkan buruknya sistem saluran air yang tidak berfungsi dengan baik.

"Sudah saatnya Pemprov DKI berfokus untuk merehabilitasi seluruh saluran air," ucap Nirwono kepada Kompas.com, dikutip Selasa (5/3/2024).

Menurut dia, rehabilitasi saluran air itu bisa dimulai dari titik-tiitk banjir yang terjadi kemarin. Kemudian, bertahap ke lokasi-lokasi langganan banjir yang jauh dari sungai.

Selain itu, Pemprov DKI juga dinilai tetap harus membenahi sungai-sungai untuk mengantisipasi banjir kiriman dan merestorasi kawasan pesisir untuk mengatasi banjir rob.

"Selain itu, merevitalisasi situ, danau, embung, waduk untuk meningkatkan kapasitas daerah tangkapan air dan menambah luas ruang terbuka hijau (RTH) sebagai daerah resapan air," ucap dia.

Sumber: kompas
Foto: Wilayah RT 010/RW 05 Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, terendam banjir, Kamis (29/2/2024).(kompas.com / Nabilla Ramadhian)
×
Berita Terbaru Update
close