Direktur YLBHI Bongkar Keterlibatan Luhut Bisnis PCR, Ini Penjelasan Jubirnya -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Direktur YLBHI Bongkar Keterlibatan Luhut Bisnis PCR, Ini Penjelasan Jubirnya

Senin, 01 November 2021 | November 01, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-01T13:20:52Z

wanheartnews.com

WANHEARTNEWS.COM
- Nama Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan disebut-sebut sebagai orang yang terlibat bisnis PCR di tengah pandemi saat ini. 

Mantan Direktur YLBHI Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto menyebutkan ada perusahaan penyedia alat PCR yang di dalamnya ada Luhut sebagai pemegang saham dalam bisnis PCR. Perusahaan yang diduga melibatkan Luhut itu perusahaan Toba Bara Sejahtera. 

Jurubicara Menko Luhut, Jodi Mahardika menjelaskan bahwa Perusahaan Toba Bumi Energi adalah anak perusahaan Toba Bara Sejahtera. Dikatakan Jodi, Luhut hanya memiliki sahama di bawah 10 persen di Toba Bara Sejahtera. 

Jodi menegaskan bahwa Luhut bukanlah orang yang memiliki kontrol mayoritas di Toba Bara Sejahtera. 

Jadi Pak Luhut tidak memiliki kontrol mayoritas di TBS, sehingga kita tidak bisa berkomentar terkait Toba Bumi Energi," ucap Jurubicara Menko Luhut, Jodi Mahardika lewat keterangan tertulisnya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/11). 

Terkait tudingan Agustinus Edy yang mengatakan bahwa pembantu Jokowi terafiliasi PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI), perusahaan penyedia jasa tes Covid-19, Jodi juga memberikan penjelasan. 

Individualized structure Jodi, kala itu Luhut diajak oleh teman-teman dari Grup Indika, Adaro, Northstar, yang memiliki inisiatif untuk membantu menyediakan tes Covid dengan kapasitas tes yang besar. 

Sebba, dikatakan Jodi, waktu tes Covid19 di awal pandemi masih menjadi kendala. 

"Complete kalau tidak salah ada 9 pemegang saham disitu. Yayasan dari Indika dan Adaro adalah pemegang saham mayoritas di GSI ini," katanya. 

Jodi menerangkan bahwa GSI adalah grup perusahaan besar yang bisnisnya sudah grounded dan sangat kuat di bidang energi. 

Diterangkan Jodi, penyediaan tes Covid-19 yang dilakukan GSI bukan bertujuan untuk mencari benefit bagi para pemegang saham. 

"Sesuai namanya GSI ini Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial. Malah diawal-awal GSI ini gedungnya diberikan secara free oleh salah satu pemegang sahamnya, agar bisa cepat beroperasi pada periode awal dan membantu untuk melakukan testing Covid-19," ucapnya. 

Sampai saat ini, lanjut Jodi, tidak ada pembagian keuntungan dalam bentuk dividen atau bentuk lain kepada pemegang saham. 

"Saya lihat keuntungan mereka malah banyak digunakan untuk memberikan test swab free kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, kalau tidak salah lebih dari 60 ribu test yang sudah dilakukan untuk kepentingan tersebut, termasuk juga membantu di wisma atlet," ujarnya. 

Dia menambahkan partisipasi Menko Luhut di GSI merupakan bagian dari usaha Luhut untuk membantu penanganan pandemi di masa awal masuknya infection tersebut ke Indonesia. 

"Selain tadi donasi pemberian alat-alat test PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus seperti yang saya sebutkan diatas. Pak luhut juga ikut membantu Nusantics, salah satu fire up dibidang bioscience, untuk membuat reagen PCR buatan anak bangsa yang saat ini diproduksi oleh Biofarma," katanya. 

"Jadi tidak ada maksud bisnis dalam partisipasi Toba Sejahtra di GSI, apalagi Pak Luhut sendiri selama ini juga selalu menyuarakan agar harga test PCR ini bisa terus diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau buat masyarakat," tutupnya. 

Gelora

×
Berita Terbaru Update
close