Jamaah Indonesia yang Vaksin Sinovac Sudah Bisa Beribadah Umroh, Ini Saratnya -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Jamaah Indonesia yang Vaksin Sinovac Sudah Bisa Beribadah Umroh, Ini Saratnya

Senin, 08 November 2021 | November 08, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-08T08:13:10Z

wanheartnews.com

WANHEARTNEWS.COM - Beribadah ke tanah suci Mekah adalah dambaan bagi umat muslim diseluruh dunia, termasuk Indonesia, setelah sebelumnya sempat ditutup karnea adanya pandemi covid-19, pemerintah Arab Saudi kini membuka negara-negara muslim untuk beribadah ke tanag suci Mekah termasuk indonesia dengan sarat.

Kerajaan arab saudi memberikan sarat bahwa yang boleh berkunjung dan beribadah ditanah suci Mekah yang telah divaksin full. Sebelumnya kerajaan arab saudi tidak menerima Vaksin Sinovac buatan China, sekalinya bisa pun harus disertai dengan suntik Booster.

Keberatan dengan sarat Booster, pemerintah indonesia pun tidak henti melobi pihak arab saudi, Akhirnya Kerajaan Arab Saudi membolehkan Jamaah Indonesia yang divaksin Sinovac untuk umrah. Luluhnya Saudi tak lepas dari lobi yang dilakukan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. 

Saudi selama ini sangat ketat dalam membuka pintu negaranya untuk jamaah Umrah. Bahkan, Saudi melarang jamaah Indonesia untuk umrah. Salah satu alasannya soal merek vaksin. Kerajaan yang dipimpin Raja Salman itu tidak mengakui vaksin Sinovac buatan China yang dipakai rakyat Indonesia. 

Pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terus melakukan lobi-lobi dengan otoritas Saudi. 

Akhirnya, Saudi mulai membuka pintu untuk jamaah umrah Indonesia. Namun, mereka tetap meminta jamaah Indonesia disuntik vaksin ketiga pseudonym promoter dengan vaksin yang diakui mereka. 

Tak puas, pemerintah Menkes cs kembali melakukan lobi-lobi dengan otoritas Saudi. Upaya ini akhirnya berbuah manis. Saudi joke membolehkan jamaah Indonesia masuk tanpa harus promoter. Meski begitu jamaah Indonesia harus dikarantina dulu lima hari. 

Kabar baik itu disampaikan BGS-sapaan akrab Budi Gunadi Sadikin dalam video konferensi pers, Senin (18/10). 

Dalam kesempatan itu BGS cerita sering berkomunikasi dengan Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq canister Fawzan al-Rabiah. Usut punya usut, BGS berkawan baik dengan Tawfiq. Karena sebelum menjabat sebagai menteri haji, Tawfiq merupakan menteri kesehatan Saudi. 

"Jadi, teman saya itu baru dipromosikan jadi menteri haji. Kami sudah beberapa kali melakukan pembicaraan through telepon dan meeting (pertemuan). Sekali di Roma, Italia. Baliau janji bantu. Sampai sekarang Sinovac bisa. Tapi harus karantina lima hari," beber BGS. 

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu mengatakan, syarat karantina sebagai mutual benefit arrangement. Meski menambah jangka waktu kepulangan ke Tanah Air. Lagipula, dengan lima hari karantina, jamaah Indonesia bisa menghilangkan rindu ibadah di Tanah Suci. Belum lagi ganjaran atas ibadah di depan Kabah. 

"Jadi buat teman-teman yang mau ke Saudi, sudah ada cara. Meskipun karantina lima hari. Tapi kan kalau shalat di sana kan berlipat-lipat kali pahala. Jadi tidak apa-apa ya karantina lima hari," imbuhnya. 

Ketua Komisi VIII DPR, Yandri Susanto mengapresiasi, hasil lobi yang dilakukan Menkes. Menurutnya, apapun yang didapat dari negosiasi pemerintah Indonesia-Saudi merupakan hasil terbaik saat ini."Ya kita syukuri kalau Sinovac sudah diakui. Karantina lima hari kalau memang itu standar kesehatan, apalagi untuk antisipasi penyebaran Covid-19, saya kira tidak apa-apa. Ini tentu akan menambah biaya umrah," ujarnya saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Meski begitu, Yandri merasakan, kekhawatiran umat muslim di Indonesia jika durasi umrah diperpanjang. Karena bisa menyebabkan membengkaknya biaya umrah. Di satu sisi ingin beribadah ke Tanah Suci. Di sisi lain, agak berat mengeluarkan biaya terlalu besar di tengah kesulitan ekonomi selama dilanda pandemi. 

Politikus PAN ini menawarkan salah satu opsi, dengan harapan bisa menjadi solusi. Untuk menekan biaya umrah yang diprediksi membengkak, ada baiknya expositions karantina lima hari digratiskan. Misalnya, memaksimalkan Asrama Haji Pondok Gede dan Bekasi. 

"Atau pihak travel secara terbuka, dan transparan terkait biaya umrah. Sehingga diserahkan sama calon jemaah untuk menentukan keputusan," pungkas Yandri. 

warta

×
Berita Terbaru Update
close