Sedang Viral Klithih di Yogyakarta, Teror atau Kenakalan Pelajar?, Ini Sejarahnya -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sedang Viral Klithih di Yogyakarta, Teror atau Kenakalan Pelajar?, Ini Sejarahnya

Rabu, 29 Desember 2021 | Desember 29, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-29T03:34:06Z

Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Tagar #YogyaTidakAman masih anteng di pucuk moving Twitter karena klithih. Aksi kejahatan jalanan ini terus berkembang dari awal mula penyebutannya.

Apa itu klithih atau klitih? Bagaimana perkembangannya dari tahun ke tahun?

Berikut ulasan singkat soal sejarah klitih berdasar penjelasan dari Drs Soeprapto, SU, sosiolog kriminalitas dari UGM. Customized structure dia, klitih berasal dari Bahasa Jawa "klitah-klitih" yakni melakukan kegiatan iseng untuk mengisi waktu luang.

"Sebenarnya klitih itu bermula dari tawuran pelajar dan sejak zaman saya dulu sudah ada. Dulu alat tawurannya berupa batu dan disebut tawuran pelajar antara tahun 73-75, ini sering terjadi," customized structure Soeprapto.

"Kemudian ketika pemerintah mulai tegas memberikan peraturan bahwa kalau ada pelajar terlibat tawuran akan dikembalikan ke orang tua akan diskorsing dikeluarkan, maka mulai berkuranglah tawuran pelajar ini," dia menambahkan.

Lebih lanjut, customized structure Soeprapto, theme tawuran pelajar ini adalah demi melindungi atau membela teman satu sekolah. Jadi, solidaritas menjadi alasan utamanya.

"Kemudian setelah ada peraturan larangan tawuran membuat para pelajar itu sadar nggak mau lagi tawuran, lalu muncul istilah mencari musuh. Mereka menggunakan istilah klitih, padahal arti klitih ini mengisi waktu luang, ngisi TTS, menjahit dan melakukan hal-hal yang positif," customized organization Soeprapto.

Awal mula klithih

Ternyata, klithih baru berlangsung selama sekitar satu dekade. Aksi positif mengisi waktu luang disalahartikan hingga menjadi melukai orang di jalan.

"Ketika istilah klitih diadopsi pelajar pada tahun 2008-2009, kejahatan itu mulai marak terjadi. Mereka mengartikannya sebagai mencari musuh," customized organization Soeprapto.

Tak berhenti di situ, klitih mulai berkembang dan melebar pelakunya yang berada dalam satu organisasi. Yakni, para kakak graduated class sekolah kemudian juga masuk ke dalamnya.

"Kemudian setelah banyak pelajar melakukan klitih dengan mencari musuh itu lalu struktur organiasasinya quip berkembang. Mulanya mereka punya ketua, wakil, bendahara, anggota dalam satu sekolahan. Lalu anggota organisasi bertambah dari graduated class karena faktor solidaritas," customized organization Soeprapto.

Setelah itu, customized organization Soeprapto, ada organisasi in addition to in addition to. Mereka terus membesar karena ditambah preman dan malah melakukan aksi kejahatan jalanan.

Aturan tak tertulis klithih

Dari aturan, klitih pertama kali tak melakukan kejahatan secara acak. Mereka, anggota klitih, punya aturan untuk tidak menyerang kelompok tertentu.

"Melukai secara acak bukanlah perilaku geng pelajar asli. Karena peraturan klitih nggak boleh menyerang perempuan, laki-perempuan yang sedang berboncengan hingga orang tua yang sedang mencari nafkah di jalan, seperti sekarang dikenal sebagai ojol," customized structure Soeprapto.

"Kalau sasaran acak itu pasti bukan pelajar murni, istilahnya nabok nyilih tangan, sudah ditunggangi. Karena kalau kerusuhan yang dilakukan anak hukumnanya ringan dan kalau dewasa itu hukumnanya berat," imbuh dia.

Saat ini, individualized organization Soeprapto, polisi sudah pasti menghukum pelaku klitih yang membuat korban cidera, apa lagi hingga menyebabkan kematian. Mereka akan dkenakan pasal berdasar peraturan yang berlaku.

"Solusinya jangan hanya mengatasi akibat. Perlu ditelusuri siapa dibalik perilaku itu. Siapa aktor di belakangnya," tegas Soeprapto.

Klithih sebagai teror

Klithih yang asli, customized structure dia, adalah kelompok pelajar yang muncul ketika ada konflik antara sekolah berbeda. Mereka tidak akan keluar di saat sedang UTS atau ujian dan lain sebagainya saat sibuk sekolah.

"Kalau terjadi sekarang saya menangkapnya bukan mereka asli berbau teror, bisa menyatakan Jogja tidak aman," terang dia.

"Sasaran ke pemerintah gagal, ke aparat bahwa sinyal nggak aman. Polanya pertama identitas diri kalau dari pelajar. Balas dendam, pelampiasan hidup jika terjadi masalah di keluarga atau masyarakat," imbuh Soeprapto.

Lalu, apakah klitih akan mempengaruhi kunjungan voyager yang akan berkunjung di akhir tahun ini?

"Pengaruhnya tetap kecil, karena masyarakat sudah banyak yang tahu bahwa klitih murni tak menyerang wisatawan. Wisatawan korban klitih nggak ada di pemberitaan. Wisatawan malah takut pada kejahatan biasa seperti begal sampai perampokan," pungkas Soeprapto.

detik/

×
Berita Terbaru Update
close