"Harga Minyak Goreng Naiknya Jangan Keterluan, kalau 2 Liter Rp 55.000, Kami Pedagang Dapat Untung Apa..." -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

"Harga Minyak Goreng Naiknya Jangan Keterluan, kalau 2 Liter Rp 55.000, Kami Pedagang Dapat Untung Apa..."

Selasa, 22 Maret 2022 | Maret 22, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-22T00:26:05Z

Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Pemerintah resmi mencabut harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng seiring dengan terbitnya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2022.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi saat rapat dengan Komisi VI DPR pada Kamis (17/3/2022) lalu.

"Pada 16 Maret telah ditentukan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 yang mencabut Permendang Nomor 06 tentang harga eceran tertinggi minyak goreng dan Permendag Nomor 11 Tahun 2022 tersebut baru dan sudah diundangkan," jelas Lutfi dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022).

Pencabutan HET itu membuat harga minyak goreng kemasan kembali mengalami kenaikan.

Minyak goreng kemasan tiba-tiba kembali penuhi rak-rak pasar swalayan

Setelah pemerintah resmi mencabut kebijakan HET, minyak goreng kemasan dengan berbagai merek terkenal kini mulai memenuhi rak yang sebelumnya lebih sering kosong di sejumlah pasar swalayan.

Berdasarkan pantauan di salah satu pasar swalayan di Kota Bekasi, minyak goreng kemasan dengan berbagai merek terkenal banyak terpampang di rak bagian minyak goreng.

Harga minyak goreng premium tersebut dijual bervariasi, mulai dari yang termurah yakni Rp 24.000 untuk setiap kemasan 1 liternya.

Sementara itu, untuk kemasan 2 liter, harga minyak goreng kemasan menyentuh harga hampir Rp 50.000.

Pedagang jadi korban

Alwi (40), seorang pedagang tahu bulat di Pasar Baru, Kota Bekasi, ikut terkena dampak kenaikan harga minyak goreng setelah pemerintah mencabut kebijakan HET.

Alwi hanya bisa pasrah menerima kenyataan bahwa ia harus berdagang dengan untung yang tidak seberapa setiap harinya.

"Pasrah saja. Ya, withering rencananya sih, berhenti dagang dulu, tunggu minyak goreng ordinary, gitu. Tapi ya gimana, saking kepepetnya dijalani saja," customized structure Alwi saat ditemui Kompas.com, Senin (21/3/2022).

Alwi mengatakan bahwa saat ini dirinya hanya sanggup membeli minyak goreng curah dengan harga Rp 20.000 per liter untuk menggoreng tahu bulat dagangannya.

"Sekarang itu Rp 25.000 per liter buat yang minyak goreng kemasan, kalau yang curah Rp 20.000. Ya, untuk berdagang jadinya saya terpaksa pakai yang withering murah," katanya.

Alwi menuturkan, dengan harga minyak goreng saat ini, dia tidak banyak mendapatkan keuntungan.

"Ya, sedikit keuntungannya, sedikit banget, cuma ya gitu, dijalani saja," tambahnya.

Pedagang minyak goreng curah di Pasar Baru, Kota Bekasi, Supendi (40), juga menyatakan bahwa ia turut merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng di pasaran.

"Barangnya (minyak goreng) susah didapat. Dari agennya juga suka kosong, waktu disubsidi malah susah," customized structure Supendi.

Supendi juga mengatakan, ketika dirinya mendapatkan stok minyak goreng curah, para pembeli yang sudah berlangganan di tokonya harus rela mengantre untuk mendapatkan jatah minyak goreng.

"Berebut, ini baru ada tadi pagi. Sempat kosong dari kemarin, terus juga tadi ada antrean," customized structure Suhendi.

Pedagang pecel ayam naikkan harga

Tidak hanya di Kota Bekasi, para pedagang di wilayah Depok, Jawa Barat, juga menjadi korban dari tingginya kenaikan harga minyak goreng kemasan di pasaran.

Beberapa pedagang di Depok bahkan terpaksa menaikkan harga jual dagangan miliknya.

Pedagang pecel ayam, Sri Wilasih (50), misalnya. Sri mengeluhkan naiknya harga minyak goreng kemasan yang juga berdampak terhadap harga penjualan pecel ayam miliknya.

"Biasanya satu porsi pecel ayam Rp 15.000, sekarang naik Rp 1.000 jadi satu porsi Rp 16.000," customized structure Sri saat ditemui Jalan Raya Margonda, pack Pinang, Depok, Senin.

Kini Sri berharap stok minyak goreng selalu tersedia. Jika harga minyak goreng harus naik imbas HET dicabut, Sri berharap kenaikannya tak signifikan seperti saat ini.

"Yang penting barang ada, tapi ya (harga) naiknya jangan keterlaluan. Lah kalau 2 liter sampai Rp 55.000, itu model kami orang jualan mau dapat (untung) apa," customized structure Sri.

Senada dengan Sri, pengusaha warung kopi (warkop) bernama Alip (18) juga mengaku menaikkan harga penjualan, khususnya gorengan, seiring naiknya harga minyak goreng kemasan.

"Jadi berdampak sama penjualan. Harga gorengan terpaksa kami naikkan. Sebelumnya, satu gorengan harganya Rp 1.000, sekarang Rp 5.000 dapat empat gorengan," ucap Alip ketika ditemui secara terpisah.

Alip berujar, sebelumnya ia membeli minyak goreng seharga Rp 28.000 per 2 liter, kini menjadi Rp 33.000 per 2 liter.

"Minyak goreng naik dari Rp 28.000, sekarang sudah Rp 33.000 per 2 liter. Tadi pagi, beli di pasar tadi harganya Rp 33.000 per dua liter. Saya beli satu dus harga nya Rp 230.000," imbuh Alip.

msn/kompas

×
Berita Terbaru Update
close