Mantan Staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja Mundur dari PSI, Kini Berbalik Dukung Anies Baswedan -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mantan Staf Ahok, Sunny Tanuwidjaja Mundur dari PSI, Kini Berbalik Dukung Anies Baswedan

Rabu, 29 Juni 2022 | Juni 29, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-29T12:33:57Z

WANHEARTNEWS.COM - Sunny Tanuwidjaja dikabarkan mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Kemunduran Sunny diduga berkaitan dengan sikap politiknya yang mendukung sosok Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menyebut Sunny Tanuwidjaja yang mundur dari PSI sebagai gentleman.

Sosok Sunny Tanuwidjaja ramai dibicarakan usai melepas jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina dan mundur dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie menyebutkan, alasan Sunny mengundurkan diri ialah untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi pada pemilihan presiden 2024. 

“Bro Sunny gentleman mengakui akan men-support Anies dan untuk itu beliau mengundurkan diri,” kata Grace Natalie.

Grace menyampaikan, Sunny tahu persis bahwa PSI tidak akan pernah mendukung Anies di Pilpres 2024.

"Beliau tahu persis sikap PSI terhadap Anies sangat clear, tidak akan menoleransi politik identitas yang dimainkan Anies untuk meraih kekuasaan," kata dia.

Kemudian, Grace mengatakan, Sunny menjadi anggota non-aktif PSI selama setahun terakhir, sehingga, Sunny tidak terlibat dalam operasional PSI.

Sementara itu, Grace menyebut PSI belum memutuskan siapa capres yang akan didukung dalam Pilpres 2024.

Dia menegaskan, PSI hanya mendukung calon dengan rekam jejak baik, seperti tidak terlibat intoleransi hingga korupsi.

"Tergantung hasil rembuk rakyat PSI. Rembuk rakyat ini merupakan jajak pendapat terbuka. Kami tanya ke masyarakat, siapa calon yang layak didukung. Ada 9 nama, termasuk Pak Ganjar, Andika, Mahfud MD, Tito Karnavian, Ridwan Kamil, Erick Thohir, dan lain-lain," kata Grace.


Sebelumnya, PSI menegaskan tetap tidak akan mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

“Menyangkut hal ini, sudah sangat jelas bahwa PSI tidak akan mendukung Mas Anies di Pilpres 2024,” ujar Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie dalam keterangan tertulis, Minggu (19/6/2022).

Grace kemudian mengungkit isu intoleransi dan korupsi. 

Selama Anies duduk di tampuk kepemimpinan Ibu Kota, PSI memang lantang mengkritik Anies dalam dua hal tersebut, terkait isu SARA dalam Pilgub DKI 2017 dan hajatan Formula E yang dianggap memiliki masalah terkait anggaran. 

“Kami memeluk teguh prinsip anti-intoleransi dan antikorupsi. Maka, tak mungkin kami mendukung kandidat yang bermasalah dalam dua atau salah satu prinsip tersebut,” kata Grace.

“Prinsip harus ditegakkan dengan sebaik-baiknya. PSI menolak untuk bersikap pragmatis dan oportunis,” ucap dia.

Kedekatan dengan Ahok

Sunny dikenal sebagai sosok yang memiliki kedekatan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Mengutip Kompas.com, kedekatan Sunny dengan Ahok berawal pada 2010 saat Ahok datang ke Amerika Serikat untuk memenuhi undangan salah salah satu perkumpulan orang Indonesia di mana Sunny adalah salah satu anggota perkumpulan itu. 

Menurut Ahok, saat itu ia sempat melontarkan keinginannya menjadi Gubernur DKI.

Keinginannya itu kemudian mendapat dukungan dari Sunny dan rekan-rekannya di perkumpulan tadi.

Setelah itu, kata Ahok, Sunny kemudian memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan mendampinginya.

Saat itu, Sunny berstatus sebagai mahasiswa S3 di Northern Illinois University, Sunny dan juga bekerja sebagai salah satu peneliti di Central for Strategic and International Studies (CSIS).

"Saya juga senanglah dia bisa bicara soal politik, memang dia sekolah itu. Terus ikut sampai saya jadi wagub. Makanya saya bilang mau dinamai staf khusus susah juga, karena saya gaji dia juga enggak. Dia kerja sama perusahaan lain," ujar Ahok, mengutip Kompas.com.

Terlibat Kasus Suap Proyek Reklamasi

Kedekatan Sunny dengan Ahok semakin diketahui publik ketika Sunny diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap proyek reklamasi pantai Jakarta, awal tahun 2016.

Dalam perkara ini, Ahok dan Sunny kemudian menjadi saksi sidang kasus suap izin reklamasi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Juli 2016.

Saat akhirnya diperiksa KPK, Sunny membantah tuduhan bahwa ia menjadi perantara.

Tugasnya, kata Sunny, ialah membantu menyusun jadwal Ahok secara keseluruhan. 

Selain itu, Sunny juga membantah tuduhan bahwa dirinya melakukan komunikasi intens dengan pengembang dan DPRD DKI terkait reklamasi pantai utara Jakarta. 

"Pertama kalau lihat pembahasan raperda yang dilakukan sejak 2014 ya, pembicaraan dua kali saya dengan Pak Sanusi sih saya kira enggak bisa dikategorikan intens," ujar Sunny saat bersaksi di Pengadilan Tipikor, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta, 5 September 2016.

Sunny masuk ke PSI sekitar tahun 2018 silam. Kala itu, Sunny terdaftar sebagai Sekretaris Dewan Pembina PSI.

SUmber: tribunnews
×
Berita Terbaru Update
close