Bukan AHY, Sosok Ini yang Dinilai Pas untuk Jadi Cawapres Anies Baswedan, Dianggap Bisa Pecahkan Suara Jatim -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bukan AHY, Sosok Ini yang Dinilai Pas untuk Jadi Cawapres Anies Baswedan, Dianggap Bisa Pecahkan Suara Jatim

Jumat, 23 Desember 2022 | Desember 23, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-23T07:37:32Z

WANHEARTNEWS.COM - Jawa Timur menjadi salah satu daerah yang mesti diperhatikan khusus menjelang Pemilu 2024 mendatang. hal tersebut diungkapkan Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago.

Pangi menyarankan NasDem, PKS, dan Partai Demokrat untuk memberi perhatian khusus terhadap daerah Jawa Timur. 

Menurutnya, Jatim harus menjadi pertimbangan saat hendak menentukan siapa calon wakil presiden (Cawapres) untuk Anies Baswedan.

Setelah sebelumnya ramai digaungkan Anies Baswedan bakal didampingi oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Kini Sosok Khofifah dipandang lebih cocok mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Pangi menjelaskan, Jatim merupakan satu dari enam provinsi yang menjadi zonasi pertempuran primer. Menurutnya, pertarungan Pilpres 2024 bisa dibilang sangat tergantung dengan Jatim.


"Kunci penentu kemenangan, wilayah pertempuran perebutan suara penentu ada di Jawa Timur," kata Pangi dikutip dari WartaEkonomi.co.id (Jaringan Suara.com), Kamis (22/12/2022).

Karenanya, Anies disarankan bisa memilih figur cawapres yang punya kekuatan atau basis di Jatim. Salah satu yang dianggap menonjol saat ini yakni, Khofifah Indar Prawansa selaku Gubernur Jatim.


Kata Pangi, ketika Khofifah mendampingi Anies sebagai Cawapres, ia dianggap mampu memberikan suara untuk Anies Baswedan. 

Menurutnya, figur Khofifah cukup kuat dan mengakar di Jatim, terlebih latar belakang Khofifah merupakan kalangan Nahdlatul Ulama atau NU.

"Sebetulnya Khofifah kuat secara basis, bisa menambah suara Anies, terutama di kantong Jawa Timur, NU bisa solid," kata Pangi.


Direktur Eksekutif Voxpol Center Resarch and Consulting ini bahkan membandingkan jika Anies memilih Ketua Umum Partai Demokrat AHY ketimbang Khofifah sebagai cawapres. 
Walaupun Anies-AHY terbilang kuat secara nasional, namun jika dipasangkan keduanya masih mempunyai kelemahan.

Dengan kemungkinan Ganjar Pranowo ikut melenggang ke Pilpres 2024, maka menurutnya Anies harus meminang Khofifah menjadi Cawapres untuk menghindari suara Gubernur Jawa Tangah mendominasi di Jateng dan Jatim.

"Secara nasional memang Anies-AHY kuat, namun kalau kita lihat jeroan selera Jawa Timur masih Ganjar. Untuk memecah suara di Jawa Timur maka Khofihah yang bisa," papar Pangi.


"Pilih Ganjar sebagai capres atau Khofifah sebagai cawapres, mereka (masyarakat) punya kebangaan tersendiri, gubernurnya cawapres, dan kecenderungan mereka pemilih Jawa Timur pilih Anies-Khofifah ketimbang Ganjar," bebernya.

Kans Khofifah Direstui PKS-Demokrat

Sebelumnya, Pangi mengatakan Khofifah memiliki kans lebih besar untuk menjadi cawapres untuk Anies Baswedan.

Penilaian itu disampaikan Pangi menanggapi ada tidaknya peluang Jenderal Andika Perkasa untuk menjadi cawapres Anies.

Menurut Pangi, kans Andika menjadi cawapres sangat sulit. Andika belum tentu diterima oleh PKS dan Partai Demokrat. Berbeda, misalnya jika Khofifah yang diusulkan. PKS dan Demokrat masih memungkinkan memberi restu.

"Dari fakta dan realitas politik menurut saya masih sulit kemungkinan Andika mendapatkan restu dari PKS dan Demokrat, mungkin Khofifah lebih memungkinkan," kata Pangi.


Belum lagi Andika yang justru lebih memiliki kans untuk masuk menjadi kader NasDem. Pangi lebih melihat kedekatan NasDem dengan mantan Panglima TNI itu lebih kepada ingin menjadikam Andika tokoh baru di partai, bukan untuk cawapres.

Jika benar-benar Andika masuk NasDem, Pangi menegakan kans Andika untuk dipilih menjadi cawapres lebih sulit. Mengingat Anies sebelumnya ditunjuk NasDem menjadi cawapres, dengan begitu mustahil NasDem mengusulkan kadernya sendiri untuk menjadi cawapres. PKS dan Demokrat yang merupakan rekan koalisi tentu bakal berat hati menerima.

"Kalau soal Andika akan disedorkan ke PKS dan Demokrat, saya pikir agak berat. Nggak mungkin capres maupun cawapres adalah kader NasDem atau rekomendasi NasDem semuanya," pungkasnya.

Sumber: suara
×
Berita Terbaru Update
close