Ini Alasan Tom Lembong Menyesal Pernah Jadi Bagian Pemerintah -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ini Alasan Tom Lembong Menyesal Pernah Jadi Bagian Pemerintah

Senin, 12 Februari 2024 | Februari 12, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-12T13:49:50Z

Thomas Lembong mengaku punya penyesalan besar pernah menjadi bagian dari pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) ini sebelumnya pernah menjadi Menteri Perdagangan hingga Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

"Saya punya rasa sesal, nyesal yang lumayan besar karena saya pernah menjadi bagian dari pemerintah," kata Tom Lembong, dalam diskusi "Pemuda Harsa: Bangga Bicara" di On3 Senayan, GBK, Jakarta, Jumat (9/2/2024) malam.

Berdasarkan rekam jejaknya, Tom pernah menjabat posisi Menteri Perdagangan (Mendag) dari 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019.

Adapun alasan Tom Lembong menyesal menjadi bagian pemerintahan Jokowi karena kala itu strategi yang dijalankannya dalam membenahi ekonomi Indonesia tidak sepenuhnya berhasil. Strategi yang disepakati disebut gagal mengembangkan ekonomi di Indonesia.

"Di saat-saat kita menjalankan strategi yang menurut data yang saya lihat, rada-rada tidak berhasil. Kalau mau lebih keras lagi, ya banyak gagal," beber Tom Lembong.

Menurutnya, salah satu bentuk kegagalan yang dimaksud adalah pemerintah Jokowi tidak dapat memperbaiki kondisi kelas menengah di Indonesia. Dia memaparkan dalam 10 tahun terakhir jumlah kelas menengah di Indonesia tidak mengalami perkembangan signifikan.

Salah satu indikatornya bisa dilihat dari data tentang penjualan sepeda motor. Tom Lembong mengatakan pada 2013 lalu terjadi puncak penjualan sepeda motor hingga tembus 7,9 juta unit terjual. Namun dari tahun ke tahun, angka itu malah mengalami penurunan, apalagi karena terbentur pandemi. Malah hingga saat ini penjualan motor hanya di kisaran 5 juta unit per tahun.

"Sepuluh tahun terakhir ini kelas menengah kita tidak berkembang. Minimum paling baik itu stagnan, tidak bertambah dan ada potensi cukup besar bahwa kelas menengah kita lalu menciut karena sekali lagi, bagi saya indikator yang paling tepat itu ya jumlah sepeda motor," jelas Tom Lembong.

Data yang tak jauh berbeda juga terlihat dari pertumbuhan pembelian mobil dan barang elektronik, jumlahnya terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan, kesejahteraan kelas menengah terus terhimpit. Menurutnya, kondisi ini bisa terjadi karena ketimpangan ekonomi.

Tom Lembong menilai, salah satu penyebabnya adalah aliran investasi yang hanya berfokus ke industri padat modal bukan padat karya di Indonesia. Hal ini membuat, hanya sekitar 20% hasil investasi yang masuk ke Indonesia bisa dinikmati masyarakat.

Dengan demikian, dari pertumbuhan ekonomi yang kini berada di kisaran angka 5%, manfaatnya sangat sedikit diterima masyarakat.

Sumber: detik
Foto: Thomas Lembong - Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
×
Berita Terbaru Update
close