Dzunnun al-Misri ialah salah seorang mistikus dan asketik muslim. Berdasarkan riwayat, beliau memiliki banyak sekali karomah, salah satunya ialah memperoleh makan gratis setiap hari selama 30 tahun.
Beliau lahir pada tahun 180 H/796 M di Ikhmim, sebuah dataran tinggi di Mesir, dan wafat pada tahun 246 H/856 M, dimakamkan di dekat makam ‘Amr bin Ash dan ‘Uqbah bin al-Harun.
Mengenai nama aslinya para ulama berbeda pendapat. Ada yang mengatakan, nama asli beliau Abul Fayd bin Ahmad, ada pula yang mengatakan Dzun Nun bin Ibrahim al-Ikhmimi. Beliau memiliki tiga saudara yaitu, Dzul Kifl, ‘Abdul Bari, dan al-Humaisa’.
Dzunnun al-Misri merupakan sufi yang merupakan salah seorang yang berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu tasawuf falsafi.
Tokoh sufi lain yang memiliki faham tasawuf falsafi ialah Imam Al-Ghazali yang diberi julukan hujjatul Islam.
Putrinya Mengingatkan untuk Tidak Memakan Ikan
Ada pula cerita unik tentang Dzunnun al-Misri yang menyibak hikmah di dalamnya. Alkisah Dzunnun Al-Mishri adalah orang yang gemar memancing ikan.
Saat bulan puasa, sambil ngabuburit, ia biasa berburu ikan di sungai, ikan yang didapat dari memancing itu lalu dimasak dan dimakan sebagai menu buka puasa.
Suatu hari, Dzunun Al-Mishri mengajak anak perempuannya ikut memancing. Saat itulah tiba-tiba putrinya mengingatkan kepada ayahnya yang sufi, 'alim, dan muhadits itu bahwa ikan yang ada di sungai tersebut sedang dan selalu bertasbih kepada Allah.
Kalau sampai ikan tersebut diambil, disembelih lalu dimakan maka mereka akan berhenti berdzikir kepada Allah.
Akhirnya, Dzunun Al-Mishri mengiyakan perkataan anaknya, lalu pulang tanpa membawa ikan.
Sejak saat itu Dzunnun Al-Mishri 'pensiun' menjadi pemancing dan selalu bertawakal kepada Allah, tentu saja setelah melakukan ikhtiar tanpa mengganggu makhluk Allah yang ada di muka bumi.
Dapat Makanan Gratis Setiap Hari Selama 30 Tahun
Akhirnya Allah Swt membalas Dzunun Al-Mishri dan putrinya itu dengan makanan surga, setiap Maghrib selalu datang pasukan elite yang membawa makanan super lezat.
"Ini makanan dari Sang Raja untuk kalian berdua," kata pasukan itu.Begitu setiap hari selama 30 tahun.
Setelah 30 tahun berlalu putri Dzunun Al-Misri wafat dan sejak saat itu pasukan elite utusan Sang Raja tidak lagi datang membawa makanan ke rumahnya dan menyadari bahwa anugerah itu merupakan karomah dari putrinya.
Kisah ini disampaikan oleh KH Tb Ahmad Rifqi Chowas dalam pengajian pasaran di Pasantren Daarussalam Buntet, Cirebon, Sabtu (3/6).
Menurutnya, kisah ini sangat terkenal, dan banyak ditemui di beberapa kitab seperti kitab Jami' Karamatil Auliya, Thabaqatul Kubra karya Imam Sya'roni, dan lain-lain.
Sumber: liputan6
Foto: Ilustrasi Dzunnun al-Misri/Net