Banjir Rendam 53 Kecamatan Di Sulsel, 8 Orang Meninggal, 4.809 Jiwa Mengungsi -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Banjir Rendam 53 Kecamatan Di Sulsel, 8 Orang Meninggal, 4.809 Jiwa Mengungsi

Kamis, 09 Desember 2021 | Desember 09, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-12-09T00:03:53Z

Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Hujan yang turun dalam tiga hari terakhir menyebabkan bencana banjir di sembilan daerah di Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar, Maros, Pangkajene Kepulauan, Barru, Sidenreng Rappang, Soppeng, Wajo, Gowa, dan Jeneponto.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan Muhammad Firda di Makassar, banjir antara lain terjadi di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Manggala, Panakukang, Tamalate, dan Rappocini di Kota Makassar.

Menurut information BPBD, banjir memaksa 3.206 warga mengungsi di 37 tempat pengungsian di Kota Makassar.

Tercatat 53 kecamatan di 9 kabupaten/kota di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang mengalami banjir yaitu di Kabupaten Jeneponto, Gowa, Maros, Soppeng, Barru, Wajo, Bantaeng, Pangkep dan Kota Makassar.

Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat musibah tersebut mengakibatkan 

8 orang meninggal dunia, 4 orang hilang, ribuan rumah terendam banjir, ribuan warga mengungsi ke tempat yang lebih aman, dan 10.021 hektar sawah terendam banjir.

Banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Balocci, Pangkajene, Bungoro, Minasatene, Labakkang, Ma'rang, Sigeri, Mandalle, serta Tondongtallasa di Kabupaten Pangkajene Kepulauan serta berdampak pada 5.000 warga.

Di Kabupaten Barru, yang berdekatan dengan Pangkajene Kepulauan, banjir terjadi di wilayah Kecamatan Mallusetasi, Soppeng Riaja, Balusu, Barru, Tante Riaja, dan Tanete Rilau.

Di Kabupaten Soppeng, banjir menyebabkan satu orang meninggal dunia dan berdampak pada 5.786 keluarga di Kecamatan Lalabata, Dontri-donri, Gandra, Lilirilau, Citta, Marioriawa, dan Liliriaja.

Selain itu, banjir melanda wilayah Kecamatan Tempe, Sabbangparu, dan Belawa di Kabupaten Wajo, serta berdampak pada sekitar 1.000 keluarga. Banjir menyebabkan sembilan sekolah, lima fasilitas kesehatan, enam tempat ibadah, dan persawahan tergenang di wilayah itu.

Di Kabupaten Maros, banjir menyebabkan permukiman warga, tempat ibadah, sekolah, dan areal persawahan tergenang di Kecamatan Marusu, Maros Baru, Lau, Bontoa, Simbang, dan Bantimurung. Banjir berdampak pada 100 keluarga di kecamatan-kecamatan itu.

Banjir juga menyebabkan permukiman, tempat ibadah, dan sekolah di Kabupaten Gowa tergenang. Banjir yang terjadi di Kecamatan Somba Opu, Bajeng, Pattalassang, Pallangga, Bontonompo, dan Barombong di Kabupaten Gowa berdampak pada 325 keluarga.

Di Kabupaten Sidenreng Rappang, banjir menyebabkan kerusakan jembatan di Kelurahan Bilokka, Kecamatan Pancaluntang, namun tidak sampai menimbulkan korban. Banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Tamalate dan Binamu di Kabupaten Jeneponto.

Jumlah Pengungsi di Makassar Bertambah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, menyatakan hari ketiga penanganan dampak banjir yang tersebar di enam kecamatan dengan jumlah pengungsi terus bertambah menjadi 4.809 jiwa.

"Ada penambahan jumlah pengungsi menjadi 4.809 jiwa dari sebelumnya tercatat sebanyak 3.026 jiwa," individualized organization Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, saat konferensi pers secara virtual, Rabu.

Sedangkan untuk titik-titik pengungsian dari semula terdata 37 titik, kini menjadi 34 titik tersebar di enam kecamatan lokasi banjir.

"Penambahan pengungsi ini sejak kemarin hingga siang tadi, karena beberapa warga memilih mengungsi di tempat aman, dari pada bertahan di rumahnya dengan kondisi cuaca ekstrem," ungkap Hendra.

Saat ini langkah cepat diambil BPBD Makassar adalah memfokuskan penanganan evakuasi kepada warga yang masih terjebak genangan air di rumahnya, terutama di wilayah rawan genangan seperti di Perumnas Antang Blok 8 dan 10, dan kompleks Swadaya di Kecamatan Manggala serta jalan Katimbang Kodam 3, Kecamatan Biringkanaya.

"Kita prioritaskan dulu evakuasi warga, untuk mendapatkan tempat aman. Kami menurunkan personil dan perahu di Blok 8 dan 10 serta Kodam 3 serta komplek Swadaya," paparnya menjelaskan.

Information BPBD Makassar mencatat enam kecamatan yang dilanda puncak banjir mulai Selasa (7/12) , yakni Kecamatan Biringkanaya, Manggala, Panakukang, Tamalate, Tamalanrea, dan Rappocini.

Didata pula berapa jumlah unit rumah yang terdampak banjir di enam kecamatan tersebut. Tim masih melakukan asesmen atau pendataan, sebab ada tiga fase penanganan yang dilakukan, mulai siaga darurat, tanggap darurat dan pascabencana.

Menurut dia, banjir yang terjadi saat hujan lebat sejak Ahad (5/12) hingga Selasa (7/12) adalah hal yang luar biasa, dan baru kali ini hampir seluruh wilayah di Makassar terendam air.

Kemungkinan besar, individualized organization dia, penyebabnya karena air pasang laut dengan gelombang cukup tinggi ditambah intensitas hujan cukup tinggi, membuat air sungai meluap ke permukaan hingga mengenangi rumah warga dan jalanan.

"Penanganan saat ini bagi pengungsi telah berkoordinasi dengan instansi terkait, air bersih dari Damkar, masalah kesehatan tim Dinas Kesehatan. Untuk logistik disiapkan makanan siap saji pagi, siang dan malam di pos pengungsian," ujarnya. (Antara)

Suara

×
Berita Terbaru Update
close