Bantah Klaim Mendag Lutfi, Polri: Belum Ditemukan Mafia Minyak Goreng -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bantah Klaim Mendag Lutfi, Polri: Belum Ditemukan Mafia Minyak Goreng

Rabu, 23 Maret 2022 | Maret 23, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-23T10:43:10Z

Bantah Klaim Mendag Lutfi, Polri: Belum Ditemukan Mafia Minyak Goreng

WANHEARTNEWS.COM - Kepala Satgas Pangan Polri Irjen Helmy Santika menegaskan pihaknya belum menemukan adanya mafia minyak goreng. 

Helmy menyebut istilah mafia itu sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai persekongkolan besar yang melibatkan banyak pihak.

"Sejauh ini belum ditemukan mafia minyak goreng, mafia lebih dikonotasikan sebagai persekongkolan besar, yang masif dan terstruktur dengan melibatkan banyak pihak," kata Helmy kepada wartawan, Rabu (23/3/2022).

Helmy mengatakan pihaknya sampai saat ini belum kunjung menemukan praktik mafia tersebut. 

Dia menyebut saat ini marak adanya pedagang minyak goreng dadakan. 

Selain itu, temuan polisi lainnya adalah adanya pengusaha minyak goreng yang melanggar kebijakan pemerintah.

"Sampai saat ini tidak ditemukan praktik seperti itu. Yang ditemukan di lapangan cukup banyaknya pedagang dadakan, reseller, dan pelaku usaha yang tidak mengikuti kebijakan pemerintah," ujarnya.

"Jadi sementara ini temuan kami lebih personal pelaku usaha, bukan mafia minyak goreng," tegasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel berkomentar terkait polemik mafia minyak goreng yang belakangan ramai diperbincangkan. 

Gobel menyebut tidak ada yang namanya mafia minyak goreng.

"Gini, bicara mafia, nggak ada mafia di Indonesia. Mafia pangan itu tidak ada minyak goreng," kata Gobel kepada wartawan di sela pertemuan bilateral dengan delegasi parlemen Jepang dalam acara Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali, Senin (21/3).

Dia menegaskan polemik minyak goreng yang terjadi diakibatkan adanya kesalahan dalam pembuatan aturan. 

Selain itu, Gobel menyebut mafia minyak goreng yang sering diperbincangkan adalah pengusaha bandel yang hanya mencari untung.

"Yang ada, kesalahan kita ngatur membuat kebijakan, itu saja. Namanya pengusaha mau cari untung, ya kan. Dia lihat ada celah peraturan yang salah lengah ya dia masuk, jadi jangan kita langsung mencap bahwa ini adalah mafia," ungkapnya. detik

×
Berita Terbaru Update
close