Pawang Hujan Gak Terima Dibilang Syirik, Ade Armando: Tidak Meminta Sesuatu Dari Tuhan Yang Lain! -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pawang Hujan Gak Terima Dibilang Syirik, Ade Armando: Tidak Meminta Sesuatu Dari Tuhan Yang Lain!

Kamis, 24 Maret 2022 | Maret 24, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-03-24T11:09:20Z

 Gak Terima Dibilang Syirik, Ade Armando: Pawang Hujan Tidak Meminta Sesuatu Dari Tuhan Yang Lain!

WANHEARTNEWS.COM - Munculnya Rara Isti Wulandari si pawang hujan di sirkuit Mandalika menjadi sorotan media asing dan dalam negeri.

Rara tampil di hadapan ribuan penonton MotoGP saat hujan lebat mengguyur Mandalika, Minggu 20 Maret 2022. 

Satu jam setelah beraksi, hujan pun reda. Sehingga akhirnya MotoGP bisa berlangsung dengan lancar dan sukses.

Aksi Rara mengusir hujan menuai kritik dan nyinyir dimana-mana dari berbagai kalangan. Tak sedikit pemuka agama yang mengharamkan ritual ini.

Menyebut modifikasi hujan lewat cara supranatural adalah bagian dari musyrik dan ajaran sesat serta tindakan memalukan.

Bagi Ade Armando, segala komentar terhadap Rara si pawang hujan itu jelas mengada-ada. 

Pegiat media sosial yang juga dosen Universitas Indonesia itu menyebut pawang hujan di Indonesia adalah hal biasa dan lazim.

“Peristiwa-peristiwa besar di Indonesia kerap menghadirkan pawang. Apa ya dalilnya sehingga kehadiran pawang itu dianggap sebagai syirik,” ujarnya dalam tayangan video di kanal YouTube Cokro TV, dilansir pada Kamis (24/3/2022).

Menurutnya, para pawang itu berusaha berkomunikasi dengan dunia supranatural, berhubungan dengan dunia gaib, berhubungan dengan dimensi lain.

“Tapi kenapa dibilang syirik? Musyrik itu menduakan Tuhan. Sementara pawang itu tidak meminta sesuatu dari Tuhan yang lain,” katanya.

Ia menambahkan, kehadiran Rara di MotoGP anggap saja sebagai pertunjukan yang mengasyikkan atau sebuah gimmick yang menjadikan event internasional ini lebih tampak menarik.

Serta membuat Indonesia tampak eksotis. Dan tentu saja melihat pawang hujan dari sudut pandang kearifan lokal.

“Jadi tidak usah ditanggapi sinis, biasa-biasa ajalah,” tukas Ade. fajar

×
Berita Terbaru Update
close