Menguji Posisi Indonesia saat AS Ancam Boikot G20 jika Putin Hadir -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Menguji Posisi Indonesia saat AS Ancam Boikot G20 jika Putin Hadir

Sabtu, 09 April 2022 | April 09, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-04-09T08:35:36Z

WANHEART NEWS

WANHEARTNEWS.COM - Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada NMovember nanti dibayangi dengan perang dingin antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia. AS sendiri dalam posisi mendukung Ukraina. AS mengancam akan memboikot G20 dan tak akan hadir jika Presiden Rusia Vladimir Putin benar-benar muncul di Bali.

G20 tahun ini mencakup perbincangan di antara kepala negosiator, serangkaian pertemuan tingkat menteri dan kemudian KTT pada November yang akan diselenggarakan oleh Indonesia. Indonesia saat ini berada dalam posisi yang serba salah dan tidak nyaman terkait krisis Ukraina dan Rusia.

G20 nanti rencananya akan fokus pada pembahasan tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, kemerosotan ekonomi, dan pandemi. Beberapa pejabat mengatakan mengeluarkan Rusia dari kelompok yang dibentuk pada 1999 untuk menangani krisis ekonomi dunia bukanlah suatu pilihan, meski Presiden AS Joe Biden telah menyerukannya.

Posisi Indonesia Sulit

Ancaman AS yang tak akan datang jika Putin hadir membuat Indonesia sulit. Indonesia harus memikirkan bagaimana mengelola KTT jika Putin muncul.

Para pejabat AS secara pribadi memperdebatkan apakah Biden harus melewatkan acara tersebut jika Putin ambil bagian. Tetapi, pada saat ini Biden kemungkinan masih akan hadir secara langsung, kata dua orang sumber yang mengetahui rencana tersebut.

Para pejabat, termasuk dari AS, telah berupaya membujuk Indonesia untuk mengecualikan Putin. Juru bicara Gedung Putih belum berkomentar.

Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan bahwa pemerintahan Biden telah membahas situasi ini dengan Indonesia dan negara-negara G20 lainnya, dan akan melihat lebih dekat apakah akan berpartisipasi atau tidak ketika KTT semakin dekat.

Indonesia mengatakan pada akhir Maret bahwa pihaknya berencana untuk mengundang Putin dan semua pemimpin lainnya. Indonesia berusaha untuk tetap tidak memihak sebagai tuan rumah. Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menjawab melalui pesan teks.

“Saya tidak dapat menjawab pertanyaan hipotetis. Indonesia mempersiapkan yang terbaik sebagai presiden G20, sambil memantau secara ketat dan aktif mencari solusi di Ukraina,” katanya seperti dilansir dari Japan Times, Sabtu (9/4).

Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menambahkan bahwa Indonesia sedang berkonsultasi dengan anggota G20, tetapi terlalu dini untuk mengomentari masalah prosedural termasuk kemungkinan skenario untuk puncak itu sendiri. Ia enggan berkomentar lebih jauh.

Pada akhir Maret, Kementerian Luar Negeri RI enggan menanggapi permintaan Barat mencoret Rusia. Juru Bicara Kementeri Luar Negeri Teuku Faizasyah menolak berkomentar.

“Belum ada yang bisa disampaikan,” katanya kepada JawaPos.com.

Sumber: jawapos
×
Berita Terbaru Update
close