72 Persen Penderita Hepatitis Akut Alami Demam -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

72 Persen Penderita Hepatitis Akut Alami Demam

Sabtu, 14 Mei 2022 | Mei 14, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-14T05:48:32Z


WANHEARTNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa ada 18 kasus yang diduga hepatitis akut yang sudah terdeteksi di Indonesia. DKI Jakarta menjadi yang terbanyak dengan 12 kasus yang dialami anak usia 0 hingga 16 tahun.

Secara keseluruhan, sebanyak 72,2 persen pasien mengalami gejala demam. Penyakit itu bisa sembuh, asalkan penderita tidak terlambat dibawa ke rumah sakit.

Muhammad Syahril, direktur RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, mewakili Kemenkes kemarin (13/5) untuk memaparkan hasil investigasi hepatitis akut di Indonesia. Selain di Jakarta, kasus hepatitis akut juga ditemukan di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bangka Belitung, dan Kalimantan Timur.

Ada enam kasus yang ditemukan pada usia 5–9 tahun.Lalu, pada anak usia 0 sampai 4 tahun ditemukan empat kasus hepatitis.

Sementara itu, pada usia 10–14 tahun dan 15–20 tahun, masing-masing terdapat empat kasus.

Gejala yang kerap muncul adalah demam. Sebanyak 72,2 persen dari 18 orang mengalami gejala tersebut. Gejala lainnya adalah mual, muntah, tidak nafsu makan, diare akut, lemah, lesu, nyeri perut, kembung, nyeri sendi, mata kuning, dan gatal.

’’Jangan sampai anak punya keluhan berat,’’ kata Syahril. Karena itu, mengenali kasus lebih dini sangat penting. Semakin awal diketahui, kemungkinan memburuknya makin kecil.

Untuk membantu deteksi dini, Kemenkes telah membentuk satgas penanganan. Mereka bertugas menyusun tata laksana penanganan kasus dari fasilitas kesehatan tingkat primer hingga tersier. ’’Kerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan para ahli, susunan tata laksana kasus dari primer hingga tersier bisa diketahui,’’ ujarnya.

Selain faskes, laboratorium juga memiliki tata laksana pelaporan. Syahril menuturkan, tim itu membuat formulir untuk checklist gejala yang tampak maupun terbukti di laboratorium. Misalnya, skor hasil tes SGOT dan SGPT yang di atas 500. Pengisian itu akan langsung diketahui pusat secara realtime.

Dia melanjutkan, ada empat pemeriksaan laboratorium yang dilakukan. Yakni, ambil darah untuk cek hepatitis A hingga E, swab nasofaring dan rektal (anus), serta pemeriksaan SGOT daan SGPT. Pemeriksaan tersebut dilakukan jika ada gejala diare, sakit perut, demam ringan, muntah, feses berwarna putih dempul, dan mata kuning.

Sumber: jawapos
×
Berita Terbaru Update
close