UAS Serukan Masyarakat Tak Perlu Belanja ke Singapura Usai Dideportasi -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

UAS Serukan Masyarakat Tak Perlu Belanja ke Singapura Usai Dideportasi

Kamis, 19 Mei 2022 | Mei 19, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-05-19T01:02:13Z

 UAS Serukan Masyarakat Tak Perlu Belanja ke Singapura Usai Dideportasi

WANHEARTNEWS.COM - Ustaz Abdul Somad (UAS) kembali merespons pemerintah Singapura yang melarangnya masuk ke negara tersebut. UAS menyerukan agar pengikutnya tidak perlu belanja ke Singapura.

Ia menjelaskan pada awalnya berniat mengunjungi Singapura untuk membantu pertumbuhan ekonomi negara tersebut. 

Namun ia justru dideportasi pihak Imigrasi Singapura.

"UAS ke Singapura ingin berlibur. Akan kunjungi berbagai tempat objek wisata, akan makan, menginap, belanja, mengeluarkan dana untuk kebaikan ekonomi Singapura. Tapi Singapura ternyata tolak UAS," tulis UAS dalam unggahan di akun Instagram dikutip Rabu (18/5/2022).

UAS juga menyerukan agar masyarakat tidak perlu menggunakan uangnya untuk berbelanja ke Singapura. Ia menyarankan agar uang itu lebih baik diwakafkan untuk pembangunan pesantren.

"Hari ini kita barangkali tidak perlu gunakan uang kita untuk belanja ke Singapura, dananya bisa dialihkan untuk berwakaf bersama UAS," ujar UAS.

Sebelumnya, UAS ditolak masuk ke Singapura oleh otoritas setempat. Kementerian Dalam Negeri Singapura menyebutkan sejumlah alasan menolak kedatangan UAS di negara tersebut.

Salah satu poinnya yakni UAS dianggap menyebarkan ajaran ekstremisme dan segregasi. 

Singapura juga menyampaikan kritik terhadap pernyataan UAS yang pernah melontarkan komentar merendahkan agama lain seperti Kristen.

Bahkan UAS disebut pernah menyebut salib sebagai tempat tinggal roh kafir.

"Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras dan multi-agama Singapura," mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun turut mengkritik keras pemerintah Singapura yang menganggap UAS pro ekstremisme sehingga dilarang masuk ke negara tersebut.

"Enggak [pro ekstremisme] lah. Berlebihan Singapura itu. Sangat berlebihan. Apalagi dia menyebut ekstremis, jadi enggak benar itu. Saya tahu Singapura kan pro Yahudi, pro Israel. Israel enggak suka dengan seluruh perlawanan yang melawannya," kata Ketua MUI bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim.

×
Berita Terbaru Update
close