Kini Singapura, Pulau Tumasik Tercatat dalam Kitab Negarakertagama era Majapahit -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kini Singapura, Pulau Tumasik Tercatat dalam Kitab Negarakertagama era Majapahit

Sabtu, 04 Juni 2022 | Juni 04, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-06-04T04:45:22Z

WANHEARTNEWS.COM - Pulau Tumasik yang kini merupakan negara Singapura ternyata tercatat dalam Kitab Negarakertagama era Majapahit. Dalam sejarahnya, wilayah ini tercatat pernah menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, menjadi bagian dari Malaka, berkongsi dengan Inggris, sebelum akhirnya menjadi negara berdaulat.

Tumasik merupakan nama yang diambil dari Bahasa Jawa Kuno. Kata ini kurang lebih memiliki arti menyerupai laut atau kota laut. Kala itu, Tumasik termasuk wilayah taklukan Sriwijaya yang berpusat di Palembang. Serangan dari Kerajaan Chola dari India), membuat Sriwijaya tercerai-berai. Pangeran Sang Nila Utama melarikan diri ke Tumasik dan menjadi raja kecil di sana dengan gelar Sri Tri Buana.

Kemudian Tumasik jatuh ke tangan Majapahit pada masa raja kedua, Sri Prikama Wira, berkuasa pada 1357 hingga 1362. Nama Tumasik disebut dalam Kitab Negarakertagama sebagai wilayah taklukan Majapahit pada era Raja Hayam Wuruk atas Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gadjah Mada. Sumpah itu disampaikan dalam upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Kerajaan Majapahit pada 1258 Saka atau 1336 Masehi. Adapun isi sumpah tersebut yaitu:

Sira Gajah Mada patih amungkubhumi tan ayun amuktia palapa, sira Gajah Mada: “Lamun huwus kalah nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring seran, Tañjungpura, ring haru, ring pahang, dompo, ring bali, sunda, palembang, tumasik, samana iksun amukti palapa.”

Isi dari sumpah tersebut adalah; Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, “Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seran, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa”).

Mengutip dokumen Lemhannas.go.id, Gurun merupakan Nusa Penida, Seran merupakan Seram, Tanjung Pura merupakan Kerajaan Tanjungpura, Ketapang, Kalimantan Barat, Haru merupakan Sumatra Utara dan ada kemungkinan merujuk kepada Karo, sedangkan Pahang merupakan Pahang di Semenanjung Melayu, Dompo adalah Dompu sebuah daerah di pulau Sumbawa, Bali adalah Bali, Sunda merupakan Kerajaan Sunda, Palembang merupakan Palembang atau Kerajaan Sriwijaya, terakhir Tumasik merupakan Singapura.

Kitab Negarakertagama merupakan kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Kitab ini kemudian menjadi sumber sejarah yang begitu dipercaya. Naskah kitab ini rampung ditulis dalam Bahasa Kawi pada bulan Aswina tahun Saka 1287 atau September hingga Oktober 1365 Masehi. Negarakertagama memiliki arti negara dengan tradisi spiritual. Mpu Prapanca juga menyebut kitab ini sebagai Desawarnana, artinya tulisan tentang daerah Majapahit.

Adapun pemberian nama Singapura juga memiliki sejarah tersendiri. Menurut legenda, Sang Nila Utama tengah berburu di pulau itu. Kemudian dia melihat seekor hewan yang tak pernah dilihatnya sebelumnya. Sang Nila Utama menganggap hal ini sebagai pertanda yang bagus. Lantas ia kemudian mendirikan kota di mana hewan itu ditemukan. Sang Nila Utama menamainya dengan sebutan Singapura, yang diambil dari bahasa Sansekerta “simha” (singa) dan “pura” (kota) yang berarti Kota Singa.

Sumber: tempo
×
Berita Terbaru Update
close