Ternyata Jokowi Harus Tes PCR Sebelum Bertemu Putin, RG: Itu Hinaan! Bisa Saja DNA-nya Dianalisis -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ternyata Jokowi Harus Tes PCR Sebelum Bertemu Putin, RG: Itu Hinaan! Bisa Saja DNA-nya Dianalisis

Senin, 04 Juli 2022 | Juli 04, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-07-04T10:03:40Z


WANHEARTNEWS.COM - Pengamat Politik Rocky Gerung menyoroti sikap Rusia terhadap Presiden Jokowi, yang melakukan tes PCR sebelum bertemu dengan Vladimir Putin di Istana Kremlin.

Menurut dia, protokol kesehatan Istana Kremlin berlebihan dan terkesan menghina Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia harus di-tes PCR dulu oleh dokter Rusia. Artinya itu hinaan, masa enggak percaya dokter Indonesia yang PCR," ujar Rocky Gerung dikutip dari YouTube Reffly Harun Official, Minggu (3/7/2022).

Rocky menduga, bisa saja pada saat tes PCR, sisa darah Presiden Jokowi diambil oleh intel Rusia untuk dianalisis DNA-nya yang kemudian disalahgunakan demi kepentingan negaranya.

"Kalau Presiden Jokowi harus di-PCR di Rusia, artinya Rusia bisa mengambil jaringan dari Presiden, entah itu darah yang tersisa di suntikan untuk dianalisis DNA-nya. Itukan pekerjaan intel," ungkapnya.

Seharusnya, kata dia, Rusia menghormati Presiden Jokowi dengan tidak melakukan PCR, atau menyerahkan tes PCR kepada dokter Indonesia.

Dia menyebut, kejadian itu juga menghina tenaga medis Indonesia, artinya Rusia tidak percaya. Padahal, tes PCR adalah standar WHO.

Sebelumnya diketahui bahwa Presiden Jokowi harus dites PCR terlebih dahulu sebelum bertemu Presiden Putin. Usai mendarat di Bandara Internasional Vnukovo, Moskow sekitar pukul 11.00, Kamis (30/6) lalu, Jokowi langsung menuju hotel untuk melakukan tes PCR.

Menurut laporan Kompas.com, Presiden Putin ini dikenal paranoid terhadap Covid-19.

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat berkunjung ke Istana Kremlin, (7/2) lalu, juga harus menjalani tes PCR sebelum bertemu Putin. Namun, ia menolak tes Covid karena khawatir Rusia dapat menggunakan DNA-nya.

Hal serupa juga dialami oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz yang harus dites PCR sebelum bertemu Putin, tetapi ia menolaknya.

Sumber: populis.
×
Berita Terbaru Update
close