Sandiaga Uno Minta Publik Mulai Mengurangi Nonton Drakor, Beralih ke Drama Sunda dan Dangdut Koplo -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sandiaga Uno Minta Publik Mulai Mengurangi Nonton Drakor, Beralih ke Drama Sunda dan Dangdut Koplo

Rabu, 31 Agustus 2022 | Agustus 31, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-08-31T06:43:59Z

WANHEARTNEWS.COM - Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno ajak publik untuk mulai mengurangi menyaksikan drama Korea juga K-Pop.

Kini, Sandiaga Uno justrui mengajak publik untuk lebih menyukai drama Sunda dan dangdut koplo.

Sandiaga Uno menilai, konsumsi produk budaya dalam negeri bisa memajukan ekonomi kreatif Indonesia.

"Kalau kita kurangi dengar K-Pop atau nonton drakor, kita banyakin nonton drasun (drama Sunda) atau dekop (dangdut koplo),"

"Kita mudah-mudahan dalam lima tahun ke depan bisa membalap Korea," katanya Sandiaga Uno di acara Keuken 2022: Sunday Funday, Bandung, Minggu (28/8/2022).

"Ekonomi kreatif kita sekarang masuk tiga besar dunia setelah Amerika dengan Hollywood, Korea dengar K-Pop dan Drakor (drama Korea), Indonesia sudah di posisi tiga," tambah Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno akui Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara memiliki sumbangan ekonomi kreatif terbesar, terhadap pertumbuhan domestik bruto (GDP) nasional pada April 2021.

Indonesia diketahui berada di bawah Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Sandiaga Uno menyebut, ekonomi kreatif Indonesia disokong industri fesyen sebagai yang terbesar dengan US$9 miliar.

Kemudian kriya atau handycraft sebesar US$ 4,9 miliar, dan kuliner US$1 miliar.

Menurut keterangan dari Kemenparekraf Januari 2021, berdasarkan data Focus Economy Outlook 2020, ekonomi kreatif menyumbang sekitar Rp 1.100 triliun terhadap PDB Indonesia sepanjang 2020.

Sementara itu, produksi serial untuk layar kaca di Indonesia selama ini masih banyak didominasi produksi studio yang berbasis di Jakarta.

Sebagian besar sinetron pun tayang setiap hari alias stripping di televisi swasta.

Meski begitu, lembaga survei Nielsen Indonesia menemukan ada perubahan pola konsumsi televisi pada momen Ramadan 2021, yang disebut lebih rendah dibanding pada 2019 dan 2020.

Sementara itu, jumlah konsumsi media digital merangkak naik.

Tercatat, peningkatan konsumsi media digital seperti streaming naik sebesar 24 persen dan peningkatan waktu penggunaan naik sebesar 35 persen.

"Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah konsumsi media digital, yang sangat terakselerasi sejak pandemi di tahun 2020," tulis Nielsen dalam pernyataannya, Maret 2022.

Sumber: wartakota
×
Berita Terbaru Update
close