Bukan Sistem Republik, Indonesia Dinilai Miliki Sistem Semi Kerajaan, Begini Penjelasan Rocky Gerung -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bukan Sistem Republik, Indonesia Dinilai Miliki Sistem Semi Kerajaan, Begini Penjelasan Rocky Gerung

Jumat, 04 November 2022 | November 04, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-03T23:46:31Z

WANHEARTNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung menilai bahwa sesunggungnya Indonesia memiliki sistem semi kerajaan, dan bukan negara demokrasi dengan sistem rupublik.

Menurut Rocky Gerung, kondisi politik menjelang Pemilu 2024 telihat kacau, karena ternyata politik di Indonesia menganut sistem feodalistik, yaitu dikuasi oleh penguasa.

"Kayanya pertanyaan publik untuk mengerti apa yang terjadi itu, nah satu-satunya yang teratur di negeri ini adalah kekacauan, itu yang teratur," ungkapnya. 

"Karena kita langsung bisa baca dengan baik kekacauan-kekacauan politik, tapi yang lebih penting judulnya dipahami oleh rakyat adalah sifat dari politik kita itu betul feodalistik," sambungnya.

Indonesia memang disebut dengan negara demokrasi yang memiliki sistem republik, namun yang terjadi di lapangan malah sebaliknya, yaitu sistem semi kerajaan.

"Jadi kita sebut negara demokrasi sistem republik, tetapi yang berlangsung adalah kultur feodalistik dan sistem yang semi kerajaan tuh," ujarnya dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (3/11).

Menjelang Pemilu 2024, semua partai politik beramai-ramai menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengusung calon presiden (capres) mendatang.

"Karena semua partai akhirnya tergantung pada pak Jokowi, semua capres tergantung pada pak Jokowi, itu sama dengan raja yang menguasai adipati-adipatinya," ungkap Rocky Gerung.

Jokowi seakan menguasi para ketua umum partai politik, sehingga jika semua keputusan tentang capres 2024 diserahkan kepada presiden, seharusnya partai tidak usah dibuat.

"Jadi sebetulnya buat apa kita punya partai politik, kalau semuanya tergantung pada presiden, itu akhirnya kan ngapain mereka capek-capek bikin partai," tandasnya. 

Sumber: wartaekonomi
×
Berita Terbaru Update
close