Heboh Kunjungan Menteri Israel ke Kompleks Masjid Al Aqsa, PM Palestina Sebut Pelanggaran Janji ke AS -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Heboh Kunjungan Menteri Israel ke Kompleks Masjid Al Aqsa, PM Palestina Sebut Pelanggaran Janji ke AS

Kamis, 05 Januari 2023 | Januari 05, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-05T07:11:47Z

WANHEARTNEWS.COM - Perdana Menteri (PM) Palestina Muhammad Shtayyeh menyerukan untuk menggagalkan serangan yang bertujuan mengubah Masjid al-Aqsa menjadi kuil Yahudi. Hal ini terkait dengan kunjungan Menteri sayap kanan Israel Ben-Gvir ke situs suci yang diperebutkan di Yerusalem.

Dia mengatakan bahwa kunjungan itu adalah pelanggaran terhadap semua norma, nilai, perjanjian dan hukum internasional, dan janji Israel kepada Presiden Amerika.
Kantor berita AFP melaporkan seorang juru bicara kelompok Islam militan Palestina, Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, menyebut kunjungan itu sebagai "kejahatan" dan bersumpah situs itu akan tetap Palestina, Arab, dan Islami.

Yordania, salah satu dari sekelompok kecil negara Arab yang secara resmi mengakui Israel, memanggil duta besar Israel sebagai protes.

Seperti diketahui,Kunjungan Ben-Gvir adalah tindakan publik pertamanya sejak pemerintah, yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, dilantik lima hari lalu.

Ben-Gvir diberi ‘lampu hijau’ untuk kunjungan pertamanya sejak menjadi menteri setelah berkonsultasi dengan Netanyahu dan pejabat keamanan.

Ketegangan antara Israel dan Palestina yang meningkat menjadi kekerasan di lokasi tersebut pada Mei 2021 membuat Hamas menembakkan roket ke Yerusalem, memicu konflik 11 hari dengan Israel.

Kunjungan pemimpin oposisi sayap kanan Israel Ariel Sharon ke situs tersebut pada 2000 lalu telah membuat marah warga Palestina. Kekerasan yang terjadi kemudian meningkat menjadi pemberontakan Palestina kedua, atau intifada.

Temple Mount/Haram al-Sharif adalah situs paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina. Terletak di Yerusalem Timur, tempat itu direbut oleh Israel dari Yordania dalam perang Timur Tengah 1967. Di bawah pengaturan yang rumit, Yordania diizinkan untuk melanjutkan peran historisnya sebagai penjaga situs tersebut, sementara Israel memegang kendali atas keamanan dan akses.

Salat menjadi satu-satunya bentuk ibadah yang diizinkan di sana, meskipun larangan kunjungan Yahudi dicabut. Warga Palestina berpendapat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, langkah-langkah telah diambil yang merusak status quo, dengan pengunjung Yahudi Ortodoks sering terlihat berdoa dengan tenang tanpa dihentikan oleh polisi Israel.

Jumlah kunjungan orang Yahudi telah membengkak dalam beberapa tahun terakhir, sesuatu yang diklaim warga Palestina sebagai bagian dari upaya diam-diam untuk mengambil alih situs tersebut.

Sumber: okezone

×
Berita Terbaru Update
close