Capres Tampar dan Cekik Wamen, Jubir Prabowo Bantah Alifurrahman: Hoaks dan Fitnah, Harus Ditangkap Itu! -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Capres Tampar dan Cekik Wamen, Jubir Prabowo Bantah Alifurrahman: Hoaks dan Fitnah, Harus Ditangkap Itu!

Senin, 18 September 2023 | September 18, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-09-18T15:51:30Z

Direktur Seword Media Utama, Alifurrahman Asyari menyebut ada seorang capres yang juga menteri diduga menampar dan mencekik wakil menteri (wamen) di ruang rapat kabinet. Kabarnya, capres tersebut adalah Prabowo Subianto. 

Namun, hal itu dibantah Juru Bicara (jubir) Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus capres Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Menurut Dahnil, informasi yang disampaikan Alifurrahman melalui video di Chanel Youtube Seword TV adalah hoaks atau bohong. 

Menurutnya, Alifurrahman telah menebar informasi hoaks tersebut ke ruang publik melalui chanel Youtube.

"Hoaks dan penipuan. Harus ditangkap itu yang menebar fitnah," tegas Dahnil Anzar Simanjuntak saat dikonfirmasi fin.co.id melalui pesan singkat WhatsApp (WA) pada Senin, 18 September 2023. 

Belum diketahui apakah Prabowo Subianto akan menempuh jalur hukum atau tidak terkait informasi yang disampaikan Alifurrahman melalui chanel Youtube Seword TV tersebut. Saat ditanya hal tersebut, Dahnil belum memberikan jawaban.  

Seperti diberitakan, Direktur Seword Media Utama, Alifurrahman Asyari menyebut ada seorang capres yang juga menteri diduga menampar dan mencekik wakil menteri (wamen) di ruang rapat kabinet. Kabarnya, capres tersebut adalah Prabowo Subianto. 

Karena, Prabowo Subianto adalah satu-satunya capres yang sampai saat ini menjabat menteri di Kabinet Indonesia Maju. 

Prabowo Subianto hingga masih menjabat Menteri Pertahanan (Menhan). Sementara 2 capres lainnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur.  

Bagaimana sebenarnya kronologis terjadinya dugaan capres menampar dan mencekik Wamen di ruang rapat kabinet tersebut?

Seperti diketahui, sebuah isu beredar di WhatsApp (WA) grup. Isinya tentang seorang capres diduga menampar dan mencekik wakil menteri (wamen) di ruang rapat kabinet. 

"Isu yang beredar di grup WhatsApp mempertanyakan situasi atau cerita dalam sebuah rapat kabinet. Dimana ada salah seorang capres yang juga masih menjadi menteri dikabarkan mencekik salah seorang wakil menteri," kata Alifurrahman seperti dikutip fin.co.id dari chanel Youtube Seword TV pada Senin, 18 September 2023.  

Dalam video berdurasi 11 menit 47 detik tersebut, Alifurrahman menyebut dugaan penamparan dan pencekikan yang dilakukan capres kepada wamen itu terjadi sebelum rapat kabinet dimulai. 

"Jadi ada capres menteri nyekek wakil menteri saat rapat kabinet belum mulai. Dan sebelumnya katanya ditampar. Ini kemudian ditanyakan di grup WA," imbuh Alifurrahman. 

Dalam situasi seperti itu, lanjutnya, para menteri lainnya melerai. Alifurrahman menyatakan situasi dalam ruang rapat kabinet sudah agak chaos. 

"Karena wakil menterinya sudah ketakutan. Karena dipegang nih. Kemudian coba dilerai oleh para menteri dan staf yang hadir di rapat tersebut," terang Alifurrahman.

Wakil menteri tersebut, menurut Alifurrahman, hingga kini masih tidak terima setelah diduga ditampar dan dicekik oleh capres tadi. 

Alifurrahman menegaskan dirinya mendapat informasi terkait cerita itu sekitar minggu lalu. Info tersebut bersumber dari salah seorang staf yang hadir dalam rapat kabinet. 

"Dia (informan) bilang jangan keluar dulu. Karena ini menjadi suatu cerita yang mungkin nanti akan diceritakan oleh orang lain. Atau menjadi suatu sejarah terkait rapat kabinet dimana ada seorang menteri mencekik wakil menteri," paparnya. 

"Ini menjadi satu sejarah hitam di rapat kabinet. Waktu itu informan saya bilang begitu. Tapi sekarang ini cerita itu jadi beredar di WhatsApp Grup. Tampaknya ini hanya soal waktu saja. Kapan cerita ini akan diklarifikasi atau dibenarkan oleh berbagai pihak," terang Alifurrahman. 

Karena, kata Alifurrahman, orang-orang yang menyaksikan kejadian ini banyak. Seperti beberapa menteri dan staf. Sehingga mereka punya cerita dan sudut pandang masing-masing. 

"Kabarnya, setelah kejadian itu para menteri agak ketakutan. Karena para menteri itu kan bukan orang-orang preman yang terbiasa dengan pencekikan atau penamparan. Mereka orang-orang terdidik yang mungkin jauh dari situasi semacam itu," urai ," Alifurrahman. 

Namun, tiba-tiba dalam sebuah rapat yang semestinya aman dan kondusif, terjadi dugaan penamparan dan pencekikan di depan mata para menteri dan staf. 

"Hal itu yang membuat beberapa menteri agak trauma. Sehingga cerita ini menjadi aib dari sidang kabinet. Meskipun pada akhirnya cerita penamparan dan pencekikan ini akhirnya sampai kepada presiden," tukas Alifurrahman. 

"Dan presiden menurut informasi yang saya dapatkan, agak kaget dengan situasi seperti itu. Karena nggak sempat terpikir sebelumnya kalau di level nasional, di level menteri dan wakil menteri terjadi cekcok atau terjadi penamparan dan pencekikan seperti ini," sambung Alifurrahman.

Pada level kabupaten atau gubernur (provinsi), kata Alifurrahman, situasi seperti itu hampir tidak pernah terjadi. 

"Dari cerita yang beredar di grup WhatsApp, saya meyakini bahwa nantinya itu lebih detail dari sekedar pertanyaan benar tidaknya terjadi pencekikan dan penamparan seperti itu," lanjutnya.

Alifurrahman pun membeberkan kronologis terjadinya dugaan penamparan dan pencekikan Capres kepada Wamen di ruang rapat kabinet. 

"Lantas kenapa sampai terjadi kemarahan, pencekikan dan penamparan yang dilakukan oleh salah satu capres yang masih menjadi menteri itu. Gara-garanya menurut informan saya adalah capres ini marah dengan salah satu menteri," bebernya. 

Sebab, jelas Alifurrahman, ada satu pekerjaan yang tidak dibantu oleh kementerian terkait. 

"Jadi ada satu amanah dari presiden untuk si capres ini. Terus ini menjadi sebuah pekerjaan lintas kementerian. Tetapi kementerian terkait itu nggak bantuin. Sehingga program atau amanah yang diberikan oleh presiden kepada si capres ini akhirnya gagal," urainya. 

Program tersebut, masih kata Alifurrahman, kemudian dipertanyakan oleh presiden. Pada beberapa minggu lalu, program itu ditertawakan banyak orang. 

"Gimana mau jadi capres lha wong dikasih satu kerjaan aja ngak bisa. Saya pernah bilang begitu ya," sebut Alifurrahman.

Menurut Alifurrahman dalam videonya, capres ini tersinggung dengan menteri terkait. Dalam sebuah rapat dia sudah ditunggu. Tetapi menteri terkait tidak hadir. Yang datang wakil menterinya. 

"Nah dia emosi. Sehingga emosi dan kemarahannya itu dilampiaskan kepada wakil menteri. Gara-gara kamu ini. Saya gak dibantuin. Saya jadi ditanya sama presiden. Sekarang saya ditertawakan sama banyak orang. Marah dia. Emosi si capres ini," terang Alifurrahman. 

Sampai kemudian, kata Alifurrahman, terjadilah penamparan dan pencekikan itu. Wakil menteri yang diduga ditampar dan dicekik itu sampai sekarang tidak bercerita kepada siapa pun. 

Namun, lanjut Alifurrahman, Wamen yang diduga ditampar dan dicekik tersebut pasti punya harga diri diperlakukan seperti itu. Apalagi disaksikan oleh puluhan orang dalam sebuah rapat. 

"Itu akan menjadi satu pengalaman dan sejarah yang sangat buruk dalam hidupnya. Setahu saya di wakil menteri ini masih merasa nggak terima dengan perlakukan si capres yang menggampar atau  yang mencekiknya," tutur Alifurrahman. 

Dia menyebut kejadian itu agak mengerikan. Terlebih jika punya seorang pemimpin yang temperamen atau tidak bisa mengendalikan amarah dan emosinya.

"Coba bayangkan. Ini yang dicekik dan ditampar adalah wakil menteri. Kalau wakil menteri saja sudah dicekik dan ditampar, apalagi kita-kita ini. Masyarakat biasa, orang sipil yang bukan siapa-siapa. Gimana kemudian kita dalam suatu kesempatan membuat jengkel si capres ini. Bisa lenyap kita," urai Alifurrahman.

Dikatakan, dugaan penamparan dan pencekikan yang dilakukan capres kepada wamen di ruang rapat kabinet tersebut sama seperti KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga).

"Lantas kenapa sampai terjadi kemarahan, pencekikan dan penamparan yang dilakukan oleh salah satu capres yang masih menjadi menteri itu. Gara-garanya menurut informan saya adalah capres ini marah dengan salah satu menteri," bebernya. 

Sebab, jelas Alifurrahman, ada satu pekerjaan yang tidak dibantu oleh kementerian terkait. 

"Jadi ada satu amanah dari presiden untuk si capres ini. Terus ini menjadi sebuah pekerjaan lintas kementerian. Tetapi kementerian terkait itu nggak bantuin. Sehingga program atau amanah yang diberikan oleh presiden kepada si capres ini akhirnya gagal," urainya. 

Program tersebut, masih kata Alifurrahman, kemudian dipertanyakan oleh presiden. Pada beberapa minggu lalu, program itu ditertawakan banyak orang. 

"Gimana mau jadi capres lha wong dikasih satu kerjaan aja ngak bisa. Saya pernah bilang begitu ya," sebut Alifurrahman.

Menurut Alifurrahman dalam videonya, capres ini tersinggung dengan menteri terkait. Dalam sebuah rapat dia sudah ditunggu. Tetapi menteri terkait tidak hadir. Yang datang wakil menterinya. 

"Nah dia emosi. Sehingga emosi dan kemarahannya itu dilampiaskan kepada wakil menteri. Gara-gara kamu ini. Saya gak dibantuin. Saya jadi ditanya sama presiden. Sekarang saya ditertawakan sama banyak orang. Marah dia. Emosi si capres ini," terang Alifurrahman. 

Sampai kemudian, kata Alifurrahman, terjadilah penamparan dan pencekikan itu. Wakil menteri yang diduga ditampar dan dicekik itu sampai sekarang tidak bercerita kepada siapa pun. 

Namun, lanjut Alifurrahman, Wamen yang diduga ditampar dan dicekik tersebut pasti punya harga diri diperlakukan seperti itu. Apalagi disaksikan oleh puluhan orang dalam sebuah rapat. 

"Itu akan menjadi satu pengalaman dan sejarah yang sangat buruk dalam hidupnya. Setahu saya di wakil menteri ini masih merasa nggak terima dengan perlakukan si capres yang menggampar atau  yang mencekiknya," tutur Alifurrahman. 

Dia menyebut kejadian itu agak mengerikan. Terlebih jika punya seorang pemimpin yang temperamen atau tidak bisa mengendalikan amarah dan emosinya.

"Coba bayangkan. Ini yang dicekik dan ditampar adalah wakil menteri. Kalau wakil menteri saja sudah dicekik dan ditampar, apalagi kita-kita ini. Masyarakat biasa, orang sipil yang bukan siapa-siapa. Gimana kemudian kita dalam suatu kesempatan membuat jengkel si capres ini. Bisa lenyap kita," urai Alifurrahman.

Dikatakan, dugaan penamparan dan pencekikan yang dilakukan capres kepada wamen di ruang rapat kabinet tersebut sama seperti KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga).

Sumber: fin
Foto: Kolase Dahnil Anzar Simanjuntak dan Alifurrahman Asyari/Net
×
Berita Terbaru Update
close