Pengamat politik, Rocky Gerung soroti kemunculan bakal Calon Presiden (Capres) dari PDIP Ganjar Pranowo dalam tayangan azan magrib.
Menurut Rocky Gerung, terlihat jelas bahwa ini merupakan proyek dari Perindo yang ada dalam koalisi Ganjar Pranowo.
Oleh sebab itu, Rocky Gerung melanjutkan, tidak seharusnya Perindo menampilkan sesuatu yang kontroversial.
"Sebetulnya buruk sekali, buat apa Pak Hary Tanoe punya Perindo tapi masih memanfaatkan jaringan dia itu untuk menyodorkan sesuatu yang akan kontroversial, pasti akan ada ledakan lagi, ledakan sosial, walaupun kecil," ujar Rocky Gerung.
Mantan dosen Universitas Indonesia itu menambahkan, Perindo telah melakukan kecurangan demi kepetingan koalisi Ganjar.
"Perindo tidak boleh menggunakan frekwensi publik untuk kepentingan koalisi Ganjar. Itu curang namanya," tuturnya.
Rocky mengatakan, seharusnya Hari Tanoe mengerti bahwa memakai frekwensi publik untuk kepentingan partai itu tidak boleh.
"Seharusnya ini ditegur atau dikasih sanksi karena hal tersebut serius," kata Rocky.
"Ganjar boleh dibesarkan oleh Perindo, namun tidak boleh dibasarkan oleh frekwensi publik yang majemuk," tambahnya.
Terlebih lagi, Rocky menilai bahwa tayangan video tersebut telah di-setting sedemikian rupa.
Tentunya hal ini, kata Rocky, dilakukan semata-mata demi kepentingan politik.
"Ini dibikinnya mungkin bukan dirumah ibadah, mungkin di studio sehingga orang menganggap bahwa ini permainan, sedangkan permainan tidak boleh dikaitkan dengan status keibadahan," imbuhnya.
"Jadi pasti ini adalah rekayasa dan nggak boleh itu salat direkayasa apalagi untuk kepentingan politik satu partai serta untuk kepentingan politik satu calon presiden," tegasnya. (*)
Sumber: kilat
Foto: Ganjar Pranowo dan Rocky Gerung.

