Kisah 14 Menteri Ekonomi Soeharto Mundur Berjamaah -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kisah 14 Menteri Ekonomi Soeharto Mundur Berjamaah

Kamis, 18 Januari 2024 | Januari 18, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-01-18T12:05:54Z

Ekonom senior Faisal Basri mengaku mendengar kabar Sri Mulyani Indrawati secara moral siap untuk mengundurkan diri dari posisinya sebagai Menteri Keuangan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Secara moral, saya dengar Bu Sri Mulyani paling siap untuk mundur," kata Faisal dalam acara Political Economic Outlook yang digelar PROGRESIF, seperti dikutip Selasa (16/1/2024).

Selain Sri Mulyani, Faisal mengatakan Basuki Hadimuljono juga sudah siap untuk meninggalkan kursi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selain itu ada beberapa menteri lain yang ia tak sebutkan namanya.

Faisal mengungkapkan, para jajaran menteri yang siap mundur itu tengah menunggu momentum yang pas untuk mengundurkan diri. Proses pengunduran diri menteri itu menurutnya juga pernah terjadi pada era pemerintahan Presiden Soeharto.

"Mudah-mudahan momentum ini segera Insya Allah jadi pemicu yang dahsyat, seperti Pak Ginandjar dan 12 menteri lainnya mundur di zaman Pak Harto," ucap Faisal.

Pernyataan Faisal soal pengunduran menteri di era Soeharto memang benar. Bahkan, itu menjadi pengunduran diri menteri secara massal yang berhasil mengubah proses sejarah Indonesia. 

14 menteri ekonomi mengundurkan diri

Kisah ini terjadi di 20 Mei 1998. Kala itu, Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Ginandjar Kartasasmita memimpin pertemuan menteri-menteri urusan ekonomi di gedung Bappenas, Jakarta.

Dalam Managing Indonesia's Transformation (2013), Ginandjar bercerita pertemuan itu digelar usai dirinya bertemu sejumlah menteri, jurnalis dan pelaku bisnis di pagi hari tanggal 20 Mei 1998. Seluruhnya bicara kondisi Indonesia yang carut marut dihajar krisis ekonomi dan politik yang tidak tahu kapan akan selesai. 

Topik pembicaraan di pagi hari itulah yang jadi diskusi hangat di Bappenas bersama para menteri ekonomi. Dari seluruh menteri ekonomi, hanya tiga menteri yang tidak hadir. Mereka adalah Menteri Lingkungan Hidup Juwono Sudarsono, Menteri Industri dan Perdagangan Bob Hasan, dan Menteri Keuangan Fuad Bawazier. 

Saat memimpin pertemuan, Ginandjar berbicara soal situasi ekonomi Indonesia. Singkatnya, kondisi ekonomi terkini jika terus dibiarkan akan membuat Indonesia kolaps. Pernyataan ini diamini oleh hampir seluruh menteri, kecuali Ary Mardjono (Menteri Negara Agraria/Kepala BPN).

Beranjak dari sini, Ginandjar menyampaikan ingin mengundurkan diri dari jabatan menteri di Kabinet Pembangunan VII yang baru dibentuk Soeharto empat hari sebelumnya, tepat pada 16 Maret 1998. 

Tak disangka, niat Ginandjar itu juga disambut serupa oleh para menteri lain. Alhasil, 14 menteri yang hadir sepakat untuk menarik diri dari Kabinet Pembangunan VII. Mereka adalah:
  1. Akbar Tandjung (Menteri Negara Perumahan Rakyat)
  2. A.M Hendropriyono (Menteri Transmigrasi & Permukiman Perambah Hutan)
  3. Giri Suseno Hadihardjono (Menteri Perhubungan)
  4. Haryanto Dhanutirto (Menteri Negara Pangan & Holtikultura)
  5. Ginandjar Kartasasmita (Menko Ekuin)
  6. Kuntoro Mangkusubroto (Menteri Pertambangan & Energi)
  7. Justika Baharsjah (Menteri Pertanian)
  8. Rachmadil Bambang Sumadhijo (Menteri Pekerjaan Umum)
  9. Rahardi Ramelan (Menteri Penyelidikan & Teknologi)
  10. Subiakto Tjarawerdaya (Menteri Koperasi & Pengusaha Kecil)
  11. Sanyoto Sastrowardoyo (Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM)
  12. Sumahadi (Menteri Kehutanan & Perkebunan)
  13. Theo L. Sambuaga (Menteri Tenaga Kerja)
  14. Tanri Abeng (Menteri Negara Pendayagunaan BUMN)
Dalam surat pernyataan, ke-14 menteri itu juga menyebut pembentukan kabinet baru tidak akan menyelesaikan masalah. 

Lalu, apa sikap Soeharto melihat para menterinya mengundurkan diri? Penulis biografi Soeharto, Robert Edward Elson dalam Soeharto: A Political Biography (2017) menyebut, Soeharto sangat kaget dan terpukul.

Pasalnya, tindakan ini di luar dari skenario yang sudah dirancang. Sebelumnya, Soeharto punya skenario membentuk Kabinet Reformasi dan mengumumkannya di 21 Mei 1998. Namun, apa daya takdir berkata lain.

Wapres Habibie dalam Detik-detik yang Menentukan (2006) bercerita sempat meminta para menteri tidak mengundurkan diri. Namun, mereka tetap bergeming.

Soeharto yang tak lagi dipercaya oleh para menteri dan petinggi MPR akhirnya memutuskan mengundurkan diri keesokan harinya. 

Foto: Cover Insight/ Soeharto/ Edward Ricardo
×
Berita Terbaru Update
close