KH Idrus Ramli Bongkar Tabiat Wahabi: Bukan Ahlussunnah Wal Jamaah -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

KH Idrus Ramli Bongkar Tabiat Wahabi: Bukan Ahlussunnah Wal Jamaah

Selasa, 27 Februari 2024 | Februari 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-27T16:10:48Z

Kembali ramainya isu penolakan penceramah dengan dalih berpaham Wahabi, mengingatkan adanya upaya serupa pada tahun-tahun sebelumnya di tengah masyarakat.

Penolakan terhadap paham Wahabi di tanah air pada jauh hari sudah digaungkan, di antaranya oleh KH Idrus Ramli.

Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri, Jawa Timur itu, menolak paham Wahabi dengan menempuh jalan berdakwah dan terkadang berdebat langsung dengan kaum Wahabi.

Bahkan Idrus Ramli menulis sejumlah buku yang berisi penolakan terhadap Wahabi tersebut, seperti "Buku Pintar Berdebat dengan Wahabi" dan "Wahabi Gagal Paham".   

Ustadz yang digelari sebagai Singa Aswaja itu, saat ceramah dalam Halaqah Nasional Aswaja di Asrama Haji Kota Batam silam, menegaskan, Wahabi bukan Ahlisunnah Wal Jamaah.

Dikatakan Idrus Ramli, kelompok Wahabi tidak suka tradisi, tidak suka istighotsah dan tidak suka berdzikir seperti yang sudah dijalankan oleh umat Islam di nusantara.

"Kita jangan ragu mengatakan Wahabi, itu bukan Ahlussunnah Wal Jamaah, kenapa? Karena meskipun mereka mengambil hadits Bukhori dan Muslim, hadits yang dipilih hanya yang sesuai dengan kepentingannya. Mereka hanya mengambil hadits ‘Kullu bid’atin dholalah’. Hadits yang diambil cuma satu, yang lain tidak," ujar Gus Idrus Ramli.

"Saya katakan anda bukan ahli hadits, tapi ahli hadats (ahli membid’ahkan),” katanya.

Dalam kesempatan lain di Minangkabau, Idrus Ramli mengajak umat selalu waspada terhadap gerak-gerik aliran selain Aswaja. Gerakan orang Wahabi, contohnya.

Menurutnya, Wahabi selalu mempertanyakan amalan-amalan amaliah orang-orang Ahlisunnah Wal Jamaah hingga mengharamkam. Seperti, zikir/sedekah untuk orang meninggal (amalan), akidah Aswaja, dan secara umum selalu mempermasalahkan keilmuan orang-orang Aswaja dalam kajian tauhid dan fikih. 

Dirinya juga mengingatkan, orang Wahabi lebih suka mengaku sebagai Salafi. Padahal tidak diikuti ulama salaf, kendati sebagian mereka mengaku sebagai ulama salaf.

Terkait istilah Wahabi dan Salafi, Ustadz Abdul Somad (UAS) pernah memberikan penjelasan dalam sebuah pengajiannya. 

Dalam kajiannya beredar di Youtube tersebut, UAS menyebutkan, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara Wahabi dan Salafi.

"Wahabi berasal dari Muhammad Bin Abdul Wahab, maka pengikutnya disebut Wahabi, tapi karena nama itu begitu buruk, negatif berganti nama menjadi Salafi. Salafi baju baru, Wahabi baju lama," katanya. 

UAS menambahkan, pengikut Wahabi/Salafi tidak semuanya masuk kategori ekstrim. "Ada yang esktrim, seperti membunuh orang, yang lain dari dia boleh dipancung, tapi ada juga yang tengah-tengah, masih bisa berdialog," katanya.

Diketahui, istilah Wahabi kembali mengemuka di tengah masyarakat seiring beredarnya daftar 12 ustadz wahabi di media sosial. Di antara nama ustadz yang disebut dalam daftar itu, ada Ustadz Syafiq Riza Basalamah dan Ustadz Khalid Basalamah.

Unggahan berisi 12 penceramah Wahabi yang tidak disebutkan sumbernya tersebut menuai polemik dan sorotan.   

Apalagi tersebarnya daftar itu, tidak berselang lama dari insiden penolakan kajian Ustadz Syafiq Riza Basamalah di Masjid Assalam, Gunung Anyar, Surabaya dengan dalih menyebar paham Wahabi oleh warga sekitar pada pekan kemarin. 

Sumber: disway
Foto: Salah satu pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri KH Muhammad Idrus Ramli (tengah) mengajak umat mewaspadai ajaran Wahabi.-tangkapan layar-
×
Berita Terbaru Update
close