Pasalnya, pihak keluarga korban belum membuat laporan atas kematian remaja berusia 13 tahun itu.
Nenek korban, Suparti, sebenarnya tidak terima dengan peristiwa yang dialami sang cucu.
Namun Suparti berusaha ikhlas karena peristiwa ini merupakan takdir, meski ia telah disarankan oleh banyak orang untuk melaporkan pelaku ke polisi.
"Tapi saya terima apa adanya. Karena (cucu saya) ditakdirkan begitu, saya terima apa adanya," ujar dia.
Sebelumnya, seorang santri berinisial KAF meninggal dunia akibat lemparan kayu berpaku.
Kronologi bermula saat para santri di sebuah pondok pesantren di Blitar sedang berolahraga.
Namun pada saat itu para santri diminta ustaz untuk bergegas mandi dah sholat dhuha karena akan ada kunjungan orang tua.
Para santri diduga mengabaikan permintaan hingga memicu kemarahan sang ustaz.
Sontak, ustaz tersebut melempar kayu berpaku dan mengenai bagian kepala KAF.
Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit di Blitar hingga dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK).
Namun, kondisi lukanya yang parah dan pendarahan hebat membuat tim medis belum berani melakukan operasi terhadap korban.
Korban pun akhirnya meninggal dunia setelah dua hari dirawat di rumah sakit. (*)
Sumber: kilat
Foto: KAF (14 tahun), seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Blitar/Net

