Trump-Biden akan Kembali Berhadapan di Pilpres AS? -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Trump-Biden akan Kembali Berhadapan di Pilpres AS?

Minggu, 13 November 2022 | November 13, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-11-13T01:30:41Z

WANHEARTNEWS.COM - WASHINGTON-Donald Trump dan Joe Biden sudah ancang-ancang maju di Pilpres Amerika Serikat (AS) 2024 mendatang. Keduanya bersiap maju di pemilihan Presiden AS yang akan diselenggarakan dua tahun mendatang.

Redaksi merangkum pernyataan keduanya yang menyatakan siap bertarung 'lagi'. Diketahui, keduanya adalah lawan di Pilpres AS 2019, Trump saat itu petahana melawan Biden.

Hasil akhirnya, Biden menang atas Trump. Dan saat ini Biden menjadi Presiden AS menggantikan Trump.

Pernyataan Joe Biden

Seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (10/11), Biden mengutarakan niatnya maju di Pilpres. Namun, dia tidak ingin terburu-buru.

Kepada wartawan, Biden menekankan dirinya tidak terburu-buru untuk mengumumkan pencapresan kembali, meskipun pendahulunya, mantan Presiden Donald Trump, melempar isyarat akan maju capres dengan menyatakan akan menyampaikan pengumuman penting pekan depan.

Saat ditanya bagaimana dirinya menginterpretasikan hasil sementara pemilu sela -- dan apakah hasilnya akan semakin mendorong dirinya -- Biden menegaskan apa pun hasil pemilu sela tidak akan mempengaruhi pemikirannya maupun keluarganya.

"Niat kami adalah kembali mencalonkan diri. Itu yang menjadi niat kami. Terlepas apa pun hasil pemilu (sela) ini," tegas Biden dalam pernyataannya.

Biden yang kini berusia 79 tahun merupakan presiden tertua dalam sejarah AS. Dia menuturkan dirinya terus berdiskusi dengan istrinya, Dr Jill Biden, soal niat mencalonkan diri itu. Biden juga menegaskan bahwa kerangka waktunya tidak akan dipengaruhi oleh Trump maupun pengumuman yang akan disampaikan nanti.

"Niat saya adalah saya akan mencalonkan diri lagi, tapi saya sangat menghormati takdir. Dan ini semua sudah menjadi keputusan keluarga. Saya pikir semua orang ingin saya mencalonkan diri, tapi kami akan berdiskusi soal itu," ucapnya.

"Dan saya tidak merasa terburu-buru untuk mengambil keputusan itu -- benar -- hari ini, besok, kapan pun, tidak peduli apa pun yang dilakukan pendahulu saya," jelas Biden, merujuk pada Trump.

"Perkiraan saya adalah awal tahun depan untuk mengambil keputusan itu, tapi itu menjadi rencana saya untuk melakukannya," cetusnya.

Pernyataan Trump

Beda dengan Biden yang tak ingin buru-buru, Trump justru sebaliknya. Pekan depan bahkan dia akan mengumumkan deklarasi bahwa dia akan kembali mencalonkan diri untuk menjadi presiden dalam pemilihan umum pada tahun 2024.

Sebelumnya saat berkampanye untuk kandidat Partai Republik menjelang pemilu sela AS pekan ini, Trump mengisyaratkan akan nyapres kembali dengan mengatakan dia akan membuat "pengumuman yang sangat besar" pada Selasa (15/11) mendatang.

"Presiden Trump akan mengumumkan pada hari Selasa bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden," kata penasihat Trump, Jason Miller dalam podcast populer "War Room".

"Ini akan menjadi pengumuman yang sangat profesional," imbuhnya, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (12/11).

Pencalonan Trump akan menandai upaya ketiganya untuk kursi kepresidenan, termasuk kekalahannya dari Joe Biden pada tahun 2020. Setelah kekalahannya itu, Trump terus menggaungkan klaim kecurangan pemilu yang tidak berdasar, termasuk yang menyebabkan kerusuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya di gedung US Capitol di Washington.Menurut Miller, Trump telah mengatakan kepadanya, "tidak perlu ada pertanyaan, tentu saja saya mencalonkan diri."

Pendukung Trump Kalah di Pemilu Sela

Diketahui bahwa beberapa kandidat Partai Republik yang didukung Trump gagal memenangkan pemilihan anggota DPR dan Senat AS dalam pemilu sela kemarin.

Salah satunya Mehmet Oz, seorang dokter selebriti yang tidak pernah memegang jabatan publik sebelumnya. Oz kalah dari kandidat Partai Demokrat, John Fetterman, dalam pemilihan Senator Pennsylvania, negara bagian yang penting untuk meraup mayoritas dalam Kongres AS.

Kekalahan Oz di Pennsylvania semakin menyakitkan karena negara bagian itu sebelumnya dikuasai Partai Republik dan kini jatuh ke tangan Partai Demokrat.

Selain Oz, kandidat Partai Republik untuk Gubernur Pennsylvania, Doug Mastriano, yang didukung Trump juga mengalami kekalahan. Mastriano yang anti-aborsi dan bahkan ikut hadir dalam penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari 2021 lalu, kalah dari kandidat Partai Demokrat, Josh Shapiro.

Seorang reporter New York Times, Maggie Haberman, yang juga seorang penulis memperkuat cuitan Acosta dengan menyebut Trump menyalahkan istrinya, Melania, yang disebut mendukung pencalonan Oz. Menurut Habeman, Trump menyebut dukungan Melania untuk Oz 'bukan keputusan terbaiknya'.

"Perlu diingat bahwa Trump adalah seorang pria dewasa yang mendukung Oz di tengah keberatan sejumlah orang terdekatnya, dan sebaliknya lebih dari sekadar mendukung dan menyerang (kandidat awal Partai Republik) Dave McCormick dari panggung kampanye," sebut Haberman dikutip New York Post.

Sebelumnya dilaporkan bahwa proyeksi sementara menunjukkan DPR AS akan jatuh ke tangan Partai Republik, sedangkan Senat masih belum jelas akan jatuh ke tangan partai yang mana.

Selisih tipis untuk perolehan kursi DPR dan Senat itu mementahkan prediksi 'gelombang merah' atau kemenangan besar untuk Partai Republik yang sebelumnya disebut akan menyelimuti pemilu sela. Prediksi itu menyebut Partai Republik mampu merebut banyak kursi Kongres AS milik Partai Demokrat. Namun kenyataannya sejauh ini tidak demikian I det
×
Berita Terbaru Update
close