Kronologi dan Dugaan-dugaan di Balik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Teluk Intan -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kronologi dan Dugaan-dugaan di Balik Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Teluk Intan

Senin, 11 Maret 2024 | Maret 11, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-03-11T06:09:24Z

Kasus bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara menggegerkan publik. Bagaimana tidak, satu keluarga itu diduga mengakhiri hidup mereka dengan cara melompat bersama hingga depan lobby apartemen.

Siti, seorang pedagang minuman di apartemen tersebut, menjadi saksi peristiwa horor tersebut. Ia mengungkap bahwa kejadian bunuh diri itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

Siti melanjutkan, keempat korban adalah satu keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan dua orang anak. Mereka diduga bukan merupakan penghuni tetap di apartemen tersebut, tetapi pernah menetap di sana dalam beberapa waktu.

Lantas, apa kira-kira motif bunuh diri yang dilakukan oleh keluarga tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.

Kronologi kejadian

Kapolres Metro Jakarta Utara, Komisaris Besar (Kombes) Gidion Arif Setyawan mengonfirmasi bahwa empat orang tersebut tewas karena bunuh diri.

Keempatnya masing-masing berinisial EA (51), AIL, JWA (13), dan JL (18). Dua orang korban berjenis kelamin perempuan, dan dua orang lainnya laki-laki.

Lebih lanjut, Gidion menjelaskan bahwa jasad empat korban tersebut pertama kali ditemukan pada pukul 16.15 WIB. Pada saat itu, sekuriti dengan nama Dedy yang tengah berjaga di depan lobi apartemen mendengar suara benturan keras.

Dedy sontak menoleh dan ternyata ada empat mayat yang sudah tergeletak di pelataran parkiran dalam posisi sudah terlentang.

Ia pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke petugas yang ada di Polsubsektor Teluk Intan. Polisi pun bergegas untuk melakukan pengecekan tempat kejadian perkara (TKP).

Dugaan adanya hutang

Pihak kepolisian melakukan penelusuran terkait dengan motif keempat korban yang merupakan satu keluarga bunuh diri. Namun, pihak kepolisian masih belum menemukan motif yang membuat satu keluarga ini memutuskan untuk bunuh diri.

Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya menyebut bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan penyelidikan dengan memeriksa para saksi. Di antaranya petugas keamanan, keluarga korban dan lain sebagainya.

Tak hanya itu, pihak kepolisian juga memeriksa identitas kendaraan, serta membuka handphone milik korban untuk dapat melihat motif kejadian. Seperti apakah memang ada hutang yang membebani keluarga tersebut atau ada motif lainnya.

Dugaan adanya tekanan

Selain dari dugaan adanya hutang, motif dari tewasnya satu keluarga tersebut juga mengarah pada tekanan yang menimpa keluarga tersebut.

Namun sayang, pihak kepolisian masih belum menemukan tekanan atau bahkan motif pasti atas tewasnya keluarga tersebut.

Pengakuan saksi

Salah satu penghuni apartemen menyebut bahwa korban pernah didatangi jasa penagih hutang. Menurut pengakuannya, keluarga korban sepertinya sedang terhimpit permasalahan ekonomi. Hal ini ia dengar langsung dari keluhan salah satu korban.

Saksi juga bercerita bahwa suatu hari korban datang untuk meminjam uang. Sang saksi lantas mengaku bahwa istrinya hanya menyanggupi untuk meminjamkan uang Rp 1 juta ke korban.

Sempat pinjam Rp 20 juta

Tak sampai di situ, saksi bercerita bahwa korban kembali menghampiri untuk mencari pinjaman modal. Korban berniat meminjam uang sebesar Rp 20 juta. Namun, karena kondisi keuangan sedang terbatas, saksi tidak menyanggupinya. 

Menurut keterangan saksi, keluarga yang melakukan bunuh diri itu memang terlihat mengalami tekanan. Pasalnya, salah satu korban memang sudah berkali-kali berusaha mencoba meminjam uang. 

Dugaan kolaps

Saksi juga mengatakan bahwa korban dulunya termasuk kalangan orang berada. Anak-anaknya yang juga tewas dalam peristiwa tersebut juga tengah menempuh pendidikan di sekolah bergengsi.

Saksi sendiri menduga bahwa bisnis yang dijalani oleh salah satu korban mengalami kerugian, sehingga kehidupan mereka menjadi berubah drastis. 

Lama meninggalkan apartemen

Polisi memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan terkait tewasnya satu keluarga di apartemen tersebut. Keempat korban diketahui sudah lama meninggalkan apartemen tersebut.

Berdasarkan kesaksian mereka, keempat korban datang kembali pada saat hendak melakukan bunuh diri.

Catatan Redaksi:
Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454.

Sumber: suara
Foto: Jenazah satu keluarga yang bunuh diri massal di Apartemen Teluk Intan Penjaringan. (tangkapan layar/ist)
×
Berita Terbaru Update
close