Berobat di Singapura, Andi Arief Butuh Donor Hati -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Berobat di Singapura, Andi Arief Butuh Donor Hati

Selasa, 07 Mei 2024 | Mei 07, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-07T11:17:19Z

Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief mengalami sakit dan harus transplantasi hati di National University Centra for Organ Transplantation (NUCOT) Singapura.

“Mohon doa, agar segera dapat pendonor hati,” tulis Andi Arief di akun X, Selasa (7/5/2024).

Andi Arief pun menerima kenyataan harus transplantasi hati. “Tidak semua hal dalam hidup ini bisa kita control dan raih, pada akhirnya kita harus menerima kenyataan,” ungkapnya.

Transplantasi hati adalah tindakan terakhir yang dilakukan saat hati manusia benar-benar sudah tidak berfungsi akibat hepatitis parah atau kanker hati. Tapi tak semua pasien kanker hati bisa sukses menjalani transplantasi (cangkok hati).

Karena setelah ditransplantasi dari hati pendonor, maka tubuh si pasien perlu proses penerimaan hati baru tersebut. Jika tidak ada penolakan hati baru maka pasien bisa bertahan hidup, tapi sebaliknya jika ada penolakan nyawa jadi taruhannya.

Salah satu pasien yang gagal menjalani proses transplantasi hati adalah cendekiawan Nurcholis Madjid karena terjadi penolakan hati baru oleh tubuhnya. Cak Nun gagal bertahan lama dengan hati barunya.

Berbeda dengan tokoh Paramadina, Menteri BUMN Dahlan Iskan malah makin menyatu hatinya dengan hati si pendonor. Setelah 5 tahun transplantasi, Dahlan Iskan yang kini berusia 61 tahun, hidupnya makin prima dengan hati barunya.

Di tubuhnya terdapat organ hati atau liver anak muda yang ketika memberikan hatinya ke Dahlan Iskan usianya baru 20 tahun. Kini berkat cangkok hati muda itu, Dahlan pun dapat melanjutkan hidup dan tetap sehat menjalankan aktivitasnya sebagai pejabat negara.

Hampir 5 tahun yang lalu tepatnya 6 Agustus 2007, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan harus menjalani transplantasi hati karena menderita kanker hati yang berawal dari hepatitis B yang terlambat diobati.

Selama bertahun-tahun, ada dua kanker hati yang menggerogoti tubuhnya, yakni berukuran 6 cm dan 2 cm. Akibatnya fatal, kekebalan tubuhnya kian menurun. Sampai terjadilah kekhawatiran itu, virus hepatitis B telah merusak hatinya dan nyawanya terancam.

Tak ada pilihan. 6 Agustus 2007, Dahlan Iskan menjalani operasi transplantasi hati. Dahlan yang saat itu masih menjabat CEO Jawa Pos memilih Tianjin First Center Hospital, China, untuk tempat melakukan operasi transplantasi alias cangkok hati.

Sejak saat itu, Dahlan pun harus minum obat untuk seumur hidup dan melakukan pemeriksaan rutin. Beberapa hari yang lalu, Dahlan pun sempat melakukan medical check-up di RS Transplant Center di Tianjin dan hasilnya cukup memuaskan.

“Alhamdulillah hasil check-up saya di RS Transplant Center di Tianjin, sudah keluar tadi malam dan dinyatakan sangat-sangat baik. Tekanan darah 90/120, kolesterol 4,6 (normal 2,4-5,7), SGOT 21, SGPT 17 (tidak boleh melebihi 42), gula darah 4,5 (normal 3,9-6,1), semua itu menunjukkan standar kesehatan yang prima,” jelas Dahlan Iskan, dalam rilis yang diterima detikHealth, Kamis (22/3/2012).

Selain itu, indikator lainnya seperti jantung, prostat dan ginjal, yang semuanya menunjukkan hasil normal. Dan yang terpenting, hasil Tacrolimus menunjukkan angka 4. Ini menandakan bahwa sama sekali tidak terjadi penolakan terhadap kehadiran hati baru di tubuh pria kelahiran Magetan, 17 Agustus 1951 itu.

“Dengan kata lain, hati baru yang kini berumur 25 tahun itu (saat dipasang di tubuh saya lima tahun lalu hati anak muda tersebut berumur 20 tahun) sudah semakin menyatu dengan tubuh saya dan hati tersebut berfungsi dengan sangat baik,” jelas pria yang pernah menjabat sebagai Dirut PLN.

Menurut Dahlan, selama hampir lima tahun ini, setiap kali check-up, angka-angka hasilnya hampir sama di sekitar itu. Itulah sebabnya ia berani menunda-nunda check up sampai 8 bulan karena memang ia tidak merasakan suatu masalah.

Namun ia menegaskan bahwa tidak baik menunda lebih lama lagi, sehingga saat ia menjalankan tugas negara di Tiongkok Selalu lalu, ia pun menyempatkan diri untuk melakukan check up di RS Transplant Center di Tianjin.

Dahlan mengatakan, Prof Shen Zhongyang (pendiri, dirut dan scientist tranplantasi liver di rumah sakit Di Yi Zhongxin Yiyuan Tianjin) yang dulu memimpin operasi transplantasi hatinya, sambil geleng-geleng kepala melihat hasil check-up kemarin mengatakan ‘Ini lebih sehat dari saya sendiri’.

“Tentu saya bersyukur atas hasil check-up yang baik ini. Dan saya akan selalu ingat pendapat intelektual Muslim Dr Nurcholish Madjid (alm) bahwa bentuk rasa syukur terbaik adalah kerja keras untuk kebaikan. Pendapat yang sama juga datang dari KH Said Aqil Siraj, Ketua umum PB NU dan KH Syukri, pimpinan pondok modern Gontor ponorogo. ‘Puasa, kerja lebih keras dan menolong orang lain adalah tiga bentuk bersyukur yang paling tinggi’,” jelas Dahlan.

Sumber: suara
Foto: Andi Arief (IST)
×
Berita Terbaru Update
close